Sedangkan untuk rute domestik, angka penurunannya tak jauh beda, yakni 44 persen. Penurunan penumpang rute domestik dipengaruhi oleh munculnya kasus positif virus Covid-19 pertama pada Maret lalu.
Selain itu, bila dihitung secara month to month, pada Februari, kerugian yang ditanggung maskapai mencapai 9 persen. Kemudian, kerugian itu terus menajam pada bulan berikutnya, yakni Maret, mencapai 18 persen dan April 30 persen.
Denon mengakui, saat ini maskapai tengah menghadapi kondisi yang sangat berat. Hampir semua maskapai, kata dia, telah merumahkan sebagian besar karyawan meski belum sampai memutuskan PHK.
Maskapai juga masih harus menanggung biaya di luar dugaan seperti parkir pesawat. "Karena sebagian besar armada tidak beroperasi, jadi harus parkir," ujarnya.
Menurut Denon, strategi bertahannya maskapai sangat tergantung pada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah saat ini dan pada masa mendatang setelah isu corona mereda. Denon berharap, pemerintah mengantisipasi tumbangnya maskapai dengan merestrukturisasi biaya-biaya operasional yang saat ini masih harus dikeluarkan di tengah paceklik ekonomi.