TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 April 2020, menguat seiring dipertahankannya peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat global Standard and Poor's (S&P).
Rupiah ditutup menguat 52 poin atau 0,34 persen menjadi Rp 15.413 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.465 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dipertahankannya peringkat utang oleh S&P cukup bagus buat pasar obligasi dan pasar valas dalam negeri sehingga arus modal kembali masuk.
"Ini mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus walaupun di tengah pandemi corona yang terus mengkhawatirkan di dalam negeri," ujarnya.
S&P mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dan merevisi outlook menjadi negatif dari sebelumnya stabil pada Jumat (17/4/2020) lalu.
Dalam laporannya, S&P menyatakan bahwa peringkat Indonesia dipertahankan pada BBB karena tatanan kelembagaan yang stabil, prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan kebijakan fiskal yang secara historis cukup prudent.
Sementara itu, outlook negatif mencerminkan ekspektasi S&P bahwa dalam beberapa waktu ke depan Indonesia menghadapi kenaikan risiko eksternal dan fiskal akibat meningkatnya kewajiban luar negeri dan beban utang pemerintah untuk membiayai penanganan pandemi Covid-19.
Dari eksternal, sentimen bagi rupiah terkait dengan adanya rencana pelonggaran lockdown di AS dan negara-negara di kawasan Eropa karena jumlah kasus positif pandemi Covid-19 di kedua kawasan tersebut mulai berkurang.
Rupiah pada Senin pagi dibuka melemah di posisi Rp 15.470 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 15.413per dolar AS hingga Rp 15.507 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 15.543 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 15.503 per dolar AS.