TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini diperkirakan melanjutkan penguatan setelah naik tajam pada akhir pekan lalu. "Masih berpotensi menguat di tengah pasar yang bergerak bervariasi," tulis Tim Riset Samuel sekuritas dalam laporan yang dikutip, Senin, 20 April 2020.
IHSG pada awal pekan ini dibuka menguat 6,32 poin atau 0,14 persen ke posisi 4.641,15. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,42 poin atau 0,2 persen menjadi 696,89.
Adapun bursa saham di AS ditutup menguat pada akhir pekan lalu dipicu oleh berita mengenai potensi ditemukannya obat virus Corona atau Covid-19 oleh perusahaan bioteknologi AS Gilead Sciences dan pengumuman Trump terkait pedoman untuk pembukaan kembali ekonomi di AS. Indeks Dow Jones pada Jumat pekan lalu ditutup naik 3 persen, S&P naik 2,7 persen dan Nasdaq naik 1,4 persen.
Sementara itu, perkiraan akan kelebihan ketersediaan (oversupply) minyak telah menekan harga minyak WTI sehingga turun tajam 8,7 persen dan menembus harga terendahnya dalam 18 tahun terakhir ke US$ 18,27 per barel. Sedangkan Brent masih naik 0,9 persen ke US$ 28,08 per barel.
Dari sisi eksternal lainnya ada faktor sentimen perekonomian Cina diberitakan mengalami kontraksi 6,8 persen (yoy) di kuartal I-2020. Itu merupakan penurunan pertama kalinya sejak Cina mulai melaporkan PDB-nya secara kuartalan di 1992.
Adapun bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 189,6 poin atau 0,95 persen ke 19.707,7, indeks Hang Seng menguat 6,5 poin atau 0,03 persen ke 24.386,5, dan indeks Straits Times melemah 9,97 poin atau 0,38 persen ke 2.604,63.
Di Indonesia, minggu lalu diberitakan realisasi penerimaan pajak di kuartal I-2020 masih tumbuh tipis 0,4 persen (yoy) menjadi Rp 279,9 triliun. IHSG akhir pekan lalu ditutup menguat tajam 3,44 persen ke level 4,634.8 di tengah penguatan bursa regional. Namun investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp 552,2 miliar.
ANTARA