TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani yakin, nilai tukar rupiah akan terus menguat hingga akhir tahun. Bahkan, dia memperkirakan rupiah akan kembalidi bawah Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.
"Saya yakin rupiah tidak akan Rp 20 ribu per dolar AS kok," kata Rosan dalam live streaming, Ahad, 19 April 2020.
Hal itu karena dia membandingkan dengan krisis yang terjadi pada 2008. Dia melihat saat itu pemerintah AS membanjiri pasar dengan dana sebesar US$ 1,5 triliun. Jumlah tersebut lah yang membuat rupiah melemah signifikan.
Sedangkan saat ini, di masa pandemi Covid-19, baru dalam satu bulan pemerintah AS sudah mengeluarkan US$ 2,5 triliun. Nilai itu menurutnya, akan terus bertambah dan membuat rupiah semakin menguat. "Saya setuju dengan Bank Indonesia rupiah bisa Rp 15 ribu akhir tahun bahkan di bawah Rp 15 ribu," ujar Rosan.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pergerakan rupiah kini cukup stabil dan cenderung menguat. Gubernur BI mengatakan, bank sentral terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas kurs rupiah, antara lain dengan melakukan intervensi misalnya melalui pembelian surat berharga negara di pasar sekunder.
"Mari kita stabilkan nilai tukar rupiah sehingga stabil dan cenderung menguat sehingga ke arah 15 ribu per dolar akhir tahun ini," ujar Perry dalam konferensi video, Selasa, 7 April 2020. Saat ini, Bank Indonesia memandang bahwa tingkat nilai tukar rupiah relatif memadai dan secara fundamental undervalued.