TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklaim komitmen investasi Korea Selatan di bidang manufaktur otomotif Indonesia tetap berjalan di tengah pandemi virus Corona. Hal ini terlihat dari tak ada perubahan rencana pembangunan pabrik mobil Hyundai dalam kurun waktu 2 tahun.
“Hari ini kita lihat jelas, sekalipun di tengah pandemi Covid-19, tetapi mereka mampu menjalankan proyeknya, tentu dengan memperhatikan SOP oleh pemerintah,” ujar Bahlil di sela-sela kunjungan ke pabrik Hyundai, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu, 18 April 2020.
Baca Juga:
Bahlil menjelaskan, komitmen investasi Korea Selatan ini seharusnya dijadikan contoh bagi industri atau investor lain yang tengah menjalankan usaha di Indonesia. Karena di tengah pandemi sekalipun, menurut dia, bukan berarti usaha harus terhenti.
Kunjungan Bahlil ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang Tengah, Bekasi dilakukan Jumat lalu, 17 April 2020. Hal ini dilakukan untuk memastikan perusahaan asal Korea Selatan ini bisa menyelesaikan semua target sesuai jadwal.
Proyek Hyundai senilai US$1,55 miliar ditargetkan untuk selesai di tahun 2030 dan akan menyerap 3.720 tenaga kerja dalam 2 tahap pembangunan. Semula, proses pembangunan pabrik dijadwalkan memasuki tahap groundbreaking pabrik, namun harus ditunda karena pandemi virus Corona.
“Tapi saya sangat mengapresiasi karena Hyundai tetap menargetkan akan sudah berproduksi pada Desember 2021. Kita akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan menghasilkan mobil listrik. Kita harus dukung,” kata Bahlil.
Hyundai akan memulai produksi komersialnya bulan Desember 2021 dengan kapasitas tahunan 150.000 unit dan ditargetkan mencapai 250.000 unit per tahun ketika mencapai kapasitas penuh.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia, Hyundai juga akan mengekspor produknya ke pasar utama di kawasan Asia Pasifik, terutama Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Bahlil juga meminta komitmen agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya di tengah pandemi Covid-19. BKPM meyakinkan Hyundai bahwa proyek ini penting untuk tetap berjalan agar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terus bergerak.
Sementara itu, Presiden Hyundai Asia Pasific Lee Young Tack menyampaikan bahwa Hyundai memahami bahwa saat-saat ini merupakan situasi sulit yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia. Tapi semua rencana perusahaan akan tetap dijalankan tanpa penundaan. “Kami akan menjalankan proyek ini sesuai yang direncanakan, dan akan mulai berproduksi pada Desember 2021," ucapnya.
Indonesia disebut penting untuk Hyundai karena potensi dan kapasitasnya yang sangat besar. "Indonesia akan menjadi basis pusat produksi pertama Hyundai di kawasan Asean, dan kami akan ekspor juga ke negara-negara Asia Pasifik,” kata Lee Young Tack.
BISNIS