TEMPO.CO, Jakarta - Gojek dilaporkan telah mengumpulkan putaran pendanaan baru senilai US$ 1,2 miliar atau senilai Rp 18,48 triliun (dengan kurs Rp 15.400) Suntikan dana ini sebagai antisipasi turbulensi di tengah wabah virus corona atau Covid-19 yang meluas.
"Pembiayaan baru selesai pada minggu lalu, ketika wabah Covid-19 meluas dan menekan ekonomi di seluruh dunia," tulis memo internal seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat, 17 Maret 2020.
Pendanaan baru Gojek menandai salah satu kesepakatan terbesar yang muncul sejak virus corona mewabah. Pendanaan ini disebutkan berasal dari raksasa investasi Jepang yang sebelumnya bukan pendukung Gojek.
“Kita tidak berhenti sampai di sini karena kami masih melihat permintaan yang kuat,” ulas Co-Chief Executive Officer Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi dalam memo internal kepada karyawan.
Dalam memo itu juga disebutkan perusahaan juga tengah melakukan pembicaraan serius untuk pendanaan lanjutan.
Saat ini persaingan ketat dalam layanan transportasi daring antara Gojek dan Grab meluas di Asia Tenggara. Kedua perusahaan rintisan ini bersaing dalam pengiriman makanan hingga menjadi aplikasi tunggal dalam telepon genggam pengguna.
BISNIS
Catatan koreksi:
Berita ini mengalami perubahan sebagian isi pada hari Ahad, 19 April 2020 pukul 6.50 WIB karena ada kesalahan pengutipan. Semula disebutkan memo internal tertanggal 17 April 2020, yang benar adalah tanggal 17 Maret 2020.