TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sejumlah negara mulai mengalami kenaikan angka pengangguran. Kenaikan angka pengangguran ini terjadi akibat turunnya aktivitas industri manufaktur dan jasa di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu negara yang mengalami kenaikan angka pengangguran paling tinggi yaitu Amerika Serikat. Dari tahun lalu yang hanya 3,7 persen, melonjak tinggi menjadi 10,4 persen.
“Bahkan ada yang memprediksi bisa mencapai 15 sampai 20 persen, ini tingkat pengangguran terbesar kalau dibandingkan dalam sejarah dunia, comparable dengan depresi ekonomi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat, 17 April 2020.
Dalam paparannya, Sri Mulyani menyebut angka pengangguran tertinggi saat ini terjadi di Italia, dari 10 persen pada 2019, menjadi 12,7 persen pada 2020. Lalu Perancis, dari 8,5 persen menjadi 10,4 persen. Kemudian, Euro Area, dari 7,6 persen menjadi 10,4 persen.
Di Asia, sejumlah negara tak luput dari gelombang PHK. Di antaranya Jepang, dari 2,4 persen menjadi 3 persen. Korea dari 3,8 persen menjadi 4,5 persen, hingga Hongkong dari 3 persen menjadi 4,5 persen.
Di Indonesia, Sri Mulyani mengatakan ada lebih dari 1,5 juta yang kena PHK maupun dirumahkan. 90 persen dirumahkan dan 10 persen kena PHK. Lalu, 1,24 juta pekerja sektor formal dan 265 pekerja sektor informal.
Namun, Sri Mulyani belum menjelaskan berapa besar kenaikan angka pengangguran di Indonesia akibat Corona. Namun dua hari lalu, Sri Mulyani telah memprediksi akan ada 5,2 juta pengangguran baru dalam skenario berat. Sementara pada 2019, BPS mencatat angka pengangguran di Indonesia mencapai 5,28 persen atau sebanyak 7,05 juta.
FAJAR PEBRIANTO