Kemudian menurut Luhut, para pahlawan devisa Indonesia, yang banyak berasal dari kabupaten di sekitar Kediri akan mendapatkan manfaat dari Bandara Dhoho ini. Sebab, waktu tempuh menuju kampung halaman mereka jadi lebih singkat.
Begitupun juga para santri dari beberapa Pondok Pesantren kenamaan seperti Pesantren Lirboyo, kata Luhut, mereka yang hendak meneruskan studi ke negara lain akan semakin mudah keberangkatannya.
"Saya juga ingin Bandara Dhoho Kediri diperuntukkan bagi keberangkatan ibadah haji dan umrah, agar para jamaah haji dari Mataraman tidak harus menuju Surabaya atau Jakarta dahulu, untuk berangkat ke tanah suci Mekkah," ungkap Luhut.
Atas dasar berbagai manfaat inilah, kata Luhut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan Bandara Dhoho, Kediri sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional. Luhut mengklaim bahwa Bandara Kediri adalah bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan 100 persen dana investasi swasta oleh PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan PT Gudang Garam dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha.
Dia pun berharap pembangunan Bandara Kediri ini bisa selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kata Luhut, sesuai namanya, Dhoho, yang diambil dari kata Dahanaputra yang artinya Kota Api. "Bandara Dhoho Kediri mampu menggelorakan roda perekonomian masyarakat wilayah Mataraman yang berdampak langsung bagi peningkatan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Kediri dan Kabupaten lain di sekitarnya," ucap Luhut.