TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan peletakan batu pertama pembangunan (groundbreaking) Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur, secara virtual. Groundbreaking virtual ini dilakukan di tengah pandemi COVID-19, Rabu 15 April 2020.
"Hari ini Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri saya lakukan pencanangan pembangunannya secara virtual untuk pertama kalinya, mengingat situasi pandemi COVID-19 kali ini," kata Luhut melalui akun Instagramnya.
Bandara Kediri menjadi bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan 100 persen dana investasi swasta oleh PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan PT Gudang Garam dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Tenaga kerja Indonesia yang banyak berasal dari wilayah kabupaten sekitar Kediri dipastikan akan dapat manfaat dari pembangunan bandara tersebut karena jarak tempuh yang lebih singkat ke kampung halaman mereka. Demikian pula para santri dari beberapa pondok pesantren kenamaan seperti Pondok Pesantren Lirboyo yang hendak melanjutkan studi ke negara lain diharapkan lebih mudah berangkat melalui bandara tersebut.
"Saya juga ingin Bandara Dhoho Kediri diperuntukkan bagi keberangkatan jamaah haji dan umroh agar para jamaah haji dari Mataraman tidak harus ke Surabaya atau Jakarta dulu, untuk berangkat ke Tanah Suci Mekkah," tutur Luhut.
Luhut menambahkan, berdasarkan informasi dari Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, jumlah rute penerbangan di Bandara Kediri diperkirakan bisa lebih padat dibandingkan Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang. Atas berbagai pertimbangan itu, maka proyek pembangunan Bandara Kediri pun ditetapkan Presiden Jokowi sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ke depan, Luhut berharap pembangunan Bandara Dhoho Kediri bisa selesai tepat waktu, yakni April 2022, sehingga mampu menghidupkan roda perekonomian masyarakat sekitar. "Sesuai dengan namanya, Dhoho, yang diambil dari kata 'Dahanaputra' yang berarti 'Kota Api', Bandara Dhoho Kediri mampu menggelorakan roda perekonomian masyarakat."
ANTARA