TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN berencana membeli kembali atau buyback saham dan obligasi seiring dengan anjloknya saham emiten bersandi PGAS itu sepanjang tahun berjalan 2020.
“Kami berencana untuk melakukan buyback stock maupun buyback bond sehingga ketika itu terjadi akan ada rebound dari sisi stock price kami,” ujar Direktur Komersial Perusahaan Gas Negara Dilo Seno Widagdo saat video conference, Selasa, 14 April 2020.
Dia mengatakan perseroan saat ini tengah mempersiapkan beberapa strategi sebagai upaya memperbaiki kinerja saham.
Pada penutupan perdagangan Selasa, saham PGAS parkir di posisi Rp 900 per saham, terapresiasi 8,43 persen atau 70 poin.
Kendati demikian, sepanjang tahun berjalan 2020, saham PGAS telah terkoreksi hingga 58,53 persen.
Adapun, pada perdagangan 24 Maret 2020, saham PGAS sempat ditutup di level terendahnya, yaitu di posisi Rp 605 per saham.
Dilo tidak menyebutkan lebih detail jumlah dan waktu pelaksanaan terkait rencana buyback saham dan obligasi tersebut.
Di sisi lain, PGAS masih menjadi salah satu saham yang direkomendasikan analis untuk dikumpulkan investor di tengah kondisi pasar saat ini.
Analis Kresna Securities Timothy Gracianov mengatakan pihaknya masih merekomendasikan beli untuk saham emiten berpelat merah itu dengan target price pada Rp 1.500 per saham.
Sementara itu, meskipun Kepala Riset Maybank Kim Eng Securities Isnaputra Iskandar merevisi target price saham PGAS menjadi menjadi sebesar Rp 1.150 per saham daripada target sebelumnya sebesar Rp2.600 per saham, pihaknya mempertahankan rekomendasi beli untuk saham PGAS.
BISNIS