TEMPO.CO, Jakarta – Para operator penerbangan masih berupaya mempertahankan bisnis dengan berbagai efisiensi layanan di masa krisis pandemi Covid-19 atau Corona. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Bayu Sutanto, mengatakan maskapai kini beroperasi dengan asumsi risiko yang dirancang hingga Mei mendatang.
“Kalau masa kedaruratan mundur maka skenario akan berbeda, dan belum diputuskan seperti apa solusinya,” ujarnya kepada Tempo, Senin 13 April 2020.
Untuk menjaga denyut operasi, kata dia, maskapai sudah memangkas berbagai pengeluaran, termasuk gaji dan upah pegawai . Ada juga upaya menunda kewajiban sewa pesawat kepada lessor atau perusahaan penyewa, serta menghentikan sebagian layanan. “Penundaan itu juga urusannya dengan bank, asuransi, jasa keuangan dalam negeri,” kata Bayu.
Bisnis penerbangan, baik domestik maupun internasional, sudah mulai tersungkur sejak pembekuan jalur penerbangan dari dan menuju Cina pada 5 Februari lalu. Sektor pariwisata yang dominan dilayani dengan pesawat saat itu sudah kehilangan potensi devisa senilai US$ 4 miliar atau Rp 54,8 triliun dari 2 juta pelancong asal Cina, jika diasumsikan dari rata-rata pengeluaran per turis (Average Spending Per Arrival/ASPA).
Akhir bulan lalu, Direktur Utama Maskapai Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan sudah mengandangkan setidaknya 30 unit pesawat dari total 201 armada yang dikelola grup perusahannya. Citilink Indonesia, anak usaha Garuda, yang mengelola 62 unit pesawat pun menggenjot layanan carter dan kargo untuk menambal penurunan kinerja segmen penumpang komersil.
“Lini layanan ini yang dinilai cukup berpeluang di tengah situasi saat ini,” kata Direktur Utama Citilink, Juliandra, pada 9 Maret lalu.
Menurut dia, volume kargo yang diangkut pada Citilink pada di sepanjang Maret lalu meningkat 13 persen dibandingkan Februari 2020. Pada bulan ini pun, jumlah rata-rata kargo per hari yang diangkut naik 61 persen dibandingkan bulan lalu. “Bisnis carter pun dikembangkan untuk penumpang grup, privat atau pribadi, serta charter cargo di jaringan rute domestik maupun internasional.”