TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pekan depan diprediksi melanjutkan tren penguatan atau bullish. Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa secara teknis indeks tampak berpotensi untuk melanjutkan penguatannya dari penutupan perdagangan pekan ini.
“Terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance,” ujar Nafan seperti dikutip dari keterangan resminya, Sabtu, 11 April 2020.
Pada perdagangan Kamis lalu, IHSG ditutup di level 4.649,079 atau menguat 0,48 persen atau 22,384 poin. Secara teknikal, MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral.
Adapun analis Indopremier Sekuritas, Mino menyebutkan pada perdagangan Kamis lalu IHSG terdongkrak oleh sentimen positif seperti penguatan rupiah yang signifikan, naiknya harga minyak mentah dan CPO.
Adapun sentimen negatif bagi IHSG masih terkait dengan terus bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal akibat virus Corona dan menjelang diberlakukannnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.
Adapun level support pertama maupun kedua IHSG pada pekan depan memiliki kisaran pada level 4.529,48 dan 4.397,44. Sementara level resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran pada 4.697,67 hingga 4.883,15.
Nafan merekomendasikan sejumlah saham yang dapat menjadi pertimbangan investor. Beberapa saham itu adalah BBNI dengan target harga di level Rp 4.240 per saham, BMRI dengan target harga secara bertahap di level Rp 4.790 per saham, INTP yang akan menguji level Rp 12.925 per saham, dan LPKR dengan target harga Rp 152 per saham.
Selain itu ada juga saham LPPF yang akan menguji level Rp 1.380 per saham dan saham MAIN dengan target harga secara bertahap di level Rp 496 per saham juga dapat menjadi pertimbangan investor.
BISNIS | ANTARA