TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengakui sampai saat ini harga gula pasir di pasaran masih mengalami kenaikan. Kenaikan ini terus berlangsung di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terus meluas di Indonesia.
“Saat ini hampir di seluruh daerah, harga gula pasir masih mengalami kenaikan hingga 47 persen dari HET (Harga Eceran Tertinggi) yaitu Rp 12.500 per kilogram,” kata Agus dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan, Kamis, 9 April 2020.
Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga gula pasir lokal tertinggi dijual di Kalimantan Barat seharga Rp 21.250 per kg. Sementara, harga terendah dijual di Kepulauan Riau yaitu Rp 14.450 per kg. Sementara di ibukota DKI Jakarta, harga gula pasir dijual Rp 18.047 per kg.
Akibat kenaikan harga ini, dua hari sebelumnya Agus melakukan inspeksi mendadak ke gudang milik salah satu importir raw sugar di Kendal, Jawa Tengah, yaitu PT Industri Gula Nusantara.
Agus mengatakan, inspeksi dilakukan untuk memastikan perusahaan sudah mengolah raw sugar menjadi gula kristal putih. Sehingga, bisa dilepas ke pasar untuk memenuhi ketersediaan gula di masyarakat menjelang puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
Untuk 2020, perusahaan ini mendapat jatah impor 97 ribu ton. Persetujuan Impor (PI) untuk 20 ribu ton terbit akhir 2019 dan sudah masuk ke Indonesia. Lalu, PI untuk 37 ribu Persetujuan Impor (PI) terbit pada 2020. 20 ribu di antaranya masih dalam proses bongkar muat di pelabuhan dan 17 ribu lagi sampai ke Indonesia pada April 2020.
Selain itu, Industri Gula Nusantara juga mendapatkan tambahan 40 ribu ton lagi untuk kebutuhan Juni 2020. “Sampai dengan saat ini, PT IGN telah merealisasikan izin impor tersebut dengan mengolah raw sugar menjadi gula konsumsi dan diperkirakan akan segera mengisi pasar dalam negeri,” ujar Agus.
Meski harga gula masih tinggi, Agus menyebut beberapa langkah sebenarnya sudah dilakukan. Salah satunya dengan menambah pasokan gula dari impor ini, baik berupa raw sugar oleh pabrik gula swasta dan BUMN, maupun impor gula konsumsi langsung oleh BUMN. “Di samping itu, juga dilakukan penambahan pasokan dari pabrik gula dalam negeri melalui BUMN,” kata dia.