TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berupaya mencetak laba positif hingga akhir tahun dengan mengandalkan marketing dan analisis mikro (mantri) serta aplikasi BRISPOT.
“Dengan utilisasi aplikasi digital BRI, proses penyaluran kredit oleh mantri-mantri kami, diharapkan bisnis masih dapat berjalan normal,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, Rabu, 8 April 2020.
Supari menyebutkan di tengah tekanan akibat pandemi virus corona Covid-19, perseroan akan mengupayakan langkah counter cyclical dengan terus menyalurkan kredit mikro lewat aplikasi digital BRISPOT. Segmen kredit mikro yang terdiri dari KUR, Kupedes dan Briguna Mikro ini mengambil porsi sekitar 35 persen dari total aset kredit yang disalurkan BRI.
Seluruh aktivitas Mantri BRI telah didukung dengan utilisasi aplikasi digital BRISPOT sehingga proses penyaluran kredit diharapkan masih dapat berjalan normal dengan prosedur contactless yang memadai.
Adapun, selama Maret 2020, sebanyak 634 ribu debitur mikro dengan total plafond Rp 23,4 triliun diproses secara digital. BRISPOT diklaim mendukung alur proses prakarsa dan putusan kredit tanpa harus bertatap muka dan tanpa berkas hardcopy.
Bank milik pemerintah ini masih tergolong prospektif pada awal tahun ini. Pembukukan laba per Februari tercatat Rp 5,23 triliun, atau tumbuh moderat 2,39 persen.
Supari memaparkan bahwa aktivitas pemasar kredit mikro masih dapat dilakukan sesuai dengan protokol bisnis yang tentunya disesuaikan dengan imbauan physical distancing dari pemerintah.
Selain itu, para mantri melayani cash pick up untuk setoran pinjaman dan simpanan sehingga nasabah nasabah BRI tidak perlu keluar rumah/tempat usahanya untuk melakukan transaksi penyetoran tunai.
Jumlah transaksi cash pick up yang diproses melalui BRISPOT pada Maret tahun ini mencapai 571 ribu transaksi dengan nominal Rp 1,2 triliun. BRISPOT pun memfasilitasi monitoring off site terhadap identifikasi kondisi nasabah, sehingga untuk debitur yang mengalami kesulitan, khususnya yang terkena dampak ekonomi dari penyebaran virus corona. “Dari 134 ribu debitur terdampak COVID-19 yang telah mendapatkan relaksasi dari BRI, 80 persen di antaranya atau sekitar 110 ribu merupakan debitur dengan segmen mikro,” kata Supari.
BISNIS