TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian bakal memantau dan memastikan ketersediaan bahan baku serta rantai pasok guna mendukung perguruan tinggi yang kini tengah berupaya memproduksi ventilator. Pasalnya, belakangan ini kebutuhan akan alat tersebut belakangan meningkat seiring dengan mewabahnya virus Corona alias Covid-19.
Dengan dukungan dari pemerintah, harapannya ada percepatan dalam produksi ventilator tersebut. "Kami mendapat laporan, tim dari perguruan tinggi sudah memiliki mitra dalam upaya memproduksi ventilator. Namun, mereka punya keterbatasan khususnya terkait ketersediaan bahan baku dan rantai pasok,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 April 2020.
Saat ini, kata Agus, kalangan akademikus tengah berupaya segera membuat cetak biru ventilator yang kemudian akan dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan. Adapun empat perguruan tinggi yang sedang melakukan proses produksi ventilator di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, dan Institut Teknologi Bandung.
Agus mengatakan tahapan perizinan dan uji klinis produk tersebut akan akan didukung secara penuh oleh Kementerian Kesehatan. Berikutnya, ia mengutarakan bahwa proses pembuatan ventilator ini juga membutuhkan business model, karena menjadi langkah strategis jangka menengah dan panjang.
“Saat ini memang menjadi momentum yang tepat untuk kita bersama-sama membantu Indonesia mengatasi pandemi Covid-19. Selain itu, dapat membangkitkan gairah industri alat kesehatan di dalam negeri, dengan diawali memproduksi ventilator ini,” kata Agus.
Di samping itu, Agus mendorong perguruan tinggi untuk menjalin kerja sama dengan pelaku industri. Kolaborasi dinilai dapat mempercepat proses produksi maupun membantu penyediaan bahan baku utama pembuatan ventilator. Salah satu perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan dunia industri dalam memproduksi ventilator adalah Universitas Gadjah Mada.
Kampus tersebut menggandeng PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI) yang berperan sebagai project integrator, prototyping, dan hardware developer. Sementara itu, PT YPTI bermitra dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan pemasok komponennya untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok bahan baku.
Saat ini, kolaborasi yang disebut ‘Tim Jogja’ tersebut sedang dalam tahap pengembangan prototype yang diharapkan siap pada pekam depan. “Mereka kemudian akan melakukan pengujian dan evaluasi, pertama kali akan dilakukan dengan alat uji dan kalibrasi ventilator dukungan dari Kemenperin,” tutur Agus.
Universitas lainnya yang juga menjalin kerja sama dengan sektor industri adalah Institut Teknologi Bandung. Tim dari ITB menggandeng industri yang berada di bawah Kementerian BUMN, yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, dan PT Pindad. ITB juga dikabarkan sudah siap untuk segera memproduksi ventilator sebanyak 10 ribu unit dengan harga relatif terjangkau dalam beberapa pekan ke depan.