TEMPO.CO, Jakarta - Suara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meninggi dan nada bicaranya menjadi lebih cepat ketika memberi penjelasan soal penanganan pandemi virus corona atau Covid-19. Penjelasan itu disampaikan Perry dalam rapat virtual bersama Komisi Keuangan DPR pada hari ini, Rabu, 8 April 2020.
“Mohon maaf, ini agak, saya emosional memang, saya betul-betul pengen nangis ini,” kata Perry kepada semua anggota dewan yang ikut dalam rapat ini.
Awalnya, sejumlah anggota komisi mempertanyakan skenario yang disiapkan BI dan pemerintah dalam menangani virus ini. Sebab, puncak dari virus ini baru akan terjadi pada Mei 2020 dan dampaknya diperkirakan akan berlangsung hingga Desember 2020.
Perry pun kemudian menjelaskan bahwa sejak akhir Maret 2020, BI bersama Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah mengadakan rapat secara maraton. “Kami melakukan assessment bagaimana penanganan mengenai wabah ini,” kata Perry.
Dari pertemuan itu, sejumlah skenario telah disiapkan. Sejak kecil, kata Perry, Ia juga telah membaca kisah Nabi Nuh dengan bahtera atau kapal yang dibuat sebelum banjir bah menerjang.. Sehingga dalam pertemuan tersebut, BI dan pemerintah telah menyiapkan skenario atas Covid-19 ini. “Mulai dari banjir sampai rumah, banjir sampai gedung, hingga banjir sampai gunung,” kata dia memberi analogi.
Dari situlah, muncul sejumlah langkah antisipasi. BI mulai menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan, Kementerian Keuangan memberikan bantuan sosial, OJK memberikan restrukturisasi kredit. Sekarang pun, kata Perry, BI masih mendiskusikan apakah perlu subsidi bunga dan tambahan likuiditas di perbankan jika virus ini semakin meluas.
Semua kebijakan inilah yang dianggap Perry, layaknya bahtera Nabi Nuh. “Mohon dukungan, kami ingin bangun kapal, supaya kalau bah-nya itu, sekarang prediksi kami naik ke rumah, gedung, atau gunung, kapalnya itu kuat untuk menghadapi,” kata Perry.
Setiap malam, kata Perry, Ia dan beberapa pimpinan lain berdoa terus dalam menghadapi masalah virus corona ini. Sehingga, manusia dan ekonomi bisa diselamatkan. “Saya setiap malam itu nangis, setiap hari nangis, dengan kawan-kawan BI itu doa terus,” ujarnya.
Beragam komentar kemudian disampaikan anggota komisi setelah mendengar penjelasan emosional dari Perry Warjiyo. Anggota Komisi Keuangan dari Fraksi PDI Perjuangan Dolfie OFP mengatakan yang mereka butuhkan saat ini tidak hanya skenario sedang sampai berat. Lebih dari itu, Dolfie meminta BI dan pemerintah menerbitkan biaya pemulihan ekonomi atas masing-masing skenario tersebut. “Itu yang kami belum lihat angka dan gambarannya,” kata dia.
Sementara itu, anggota komisi dari Fraksi Gerindra Ramson Siagian meminta anggota komisi bersabar. Sehingga, Bank Indonesia bisa bekerja dan melaporkan kembali hasilnya dua pekan lagi. “Kita dukung saja, jangan banyak tanya,” kata dia.