TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan startup beauty-tech, Social Bella Indonesia (Sociolla) memberikan 1.100 bingkisan produk perawatan diri kepada para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang menangani pasien yang terjangkit virus Corona atau Covid-19.
Produk yang diberikan seperti perlengkapan mandi, sabun muka, dry shampoo, pelembab wajah, hand cream dan masker wajah untuk mendukung para tenaga medis ini dalam menjaga kebersihan selama bertugas.
"Kami ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi para dokter, perawat, dan tenaga medis," kata Co-Founder and Chief Marketing Officer Social Bella, Chrisanti Indiana dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 7 April 2020.
Menurut Chrisanti, merekalah para dokter dan tenaga medis inilah yang kini menjadi garda terdepan yang tanpa lelah melayani masyarakat. "Untuk itu, kami ingin ikut berpartisipasi untuk menjaga para tenaga medis yang sudah berjasa ini," kata dia.
Lebih dari seribu bingkisan ini pun sudah dikirim ke empat rumah sakit besar yang menjadi rujukan pemerintah untuk penanganan Covid-19. Keempat rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu.
Untuk memastikan keamanan dan kebersihan dari care package ini, kata Chrisanti, Social Bella telah mengedepankan protokol kebersihan yang ketat. Mulai dari melakukan prosedur penyemprotan disinfektan pada warehouse serta paket yang dikirimkan dan memastikan keamanan saat pengiriman.
Selain mengirimkan lebih dari seribu paket perawat diri, perusahaan ini juga berdonasi dalam penggalangandana indonesiapastibisa.com, yang digagas oleh East Ventures. Dana yang terkumpul tersebut akan digunakan untuk mendukung riset dan pengembangan prototipe test kit PCR Covid-19.
Minggu kemarin, pembuatan prototipe buatan Indonesia ini rampung dan diklaim mampu mendeteksi virus Corona dengan akurat. Prototipe ini dikembangkan oleh Nusantics dan instansi lainnya sebagai bagian dari Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) yang dibentuk oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
“Kami melakukan uji akurasi dan validasi prototipe terhadap strain Asia. Hasilnya, prototipe ini bisa mengidentifikasi strain Covid-19, yang berdasarkan data sudah mirip dengan prediksi mutasi strain indonesia,” kata Chief Technology Officer Nusantics Revata dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, 5 April 2020.
Prototipe ini dikembangkan dengan dana yang telah dihimpun oleh perusahaan venture capital ternama, East Venture, yang juga induk dari Nusantics. Lewat Gerakan Indonesia Pasti Bisa, East Ventures berhasil menggalang pendanaan hingga Rp 10 miliar. Dana inilah yang bakal digunakan untuk produksi massal prototipe oleh BPPT, Bio Farma, dan Indonesia International Institute for Life Science.