TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan industri dalam negeri bisa memproduksi 18 juta potong alat pelindung diri (APD) pada Mei 2020. Adapun kebutuhannya adalah sekitar lima sampai sepuluh juta potong per bulan.
"Kami prediksi pada awal bulan Mei kalau utilisasi produksi mencapai seratus persen, maka apa yang kami data, 18 juta unit per bulan bisa terpenuhi dan tercapai," kata Agus dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 6 April 2020.
Saat ini, Kemenperin mencatat 35 perusahaan di Tanah Air siap untuk memproduksi APD. Denngan jumlah tersebut, kapasitas produksi bisa mencapai 18,3 juta potong per bulan. "Sekarang masih tahap persiapan, mudah-mudahan bulan Mei akan tercapai."
Produksi APD itu pun, kata Agus, mulai bisa terdorong dengan terlibatnya pelaku industri tekstil dan produk tekstil Indonesia untuk mengalihkan produksinya. Salah satu perusahaan yang telah mulai memproduksi APD antara lain PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex yang kini produksinya mencapai 140 ribu picis per bulan dan ditargetkan bisa meningkat ke satu juta picis per bulan.
Sebelumnya, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh menjelaskan, penambahan produksi APD di dalam negeri berasal dari sejumlah perusahaan eksisting yang mendiversifikasi produknya, termasuk di sektor industri tekstil.
“Kami berharap, produsen ini akan mampu memenuhi produksi 16-17 juta unit APD per bulan dan untuk baju medis atau surgical gown sebesar 508.800 paket per bulan,” tuturnya. Selanjutnya, kebutuhan masker dalam menghadapi pandemic Covid–19 ini diperkirakan mencapai 162 juta buah per bulan. Sementara itu, kapasitas produksi di dalam negeri sebesar 131 juta per bulan.
Pelengkap lainnya, yaitu sarung tangan karet, mampu diproduksi di dalam negeri dengan kapasitas nasional sebesar 8,6 miliar buah. Jenis sarung tangan yang dihasilkan pada umumnya berupa medical gloves, seperti examination gloves dengan persentase produksi 97 persen dan surgical gloves 3 persen.
Sarung tangan karet berjenis surgical memiliki ukuran yang lebih detail dengan sensitivitas lebih tinggi. Pembuatannya menggunakan standar tinggi, karena penggunaan untuk proses operasi atau tindakan yang memerlukan prosedur sensitif dan steril.
CAESAR AKBAR