TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengusulkan agar maskapai nasional, terutama Garuda Indonesia, untuk dapat mengangkut hasil produksi perikanan Indonesia dan diekspor ke Cina atau Hong Kong.
"Itu salah salah satu yang kami usulkan dalam rapat kerja dengan Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) untuk minta bantuan Menteri BUMN (Erick Thohir) dan Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)," kata Edhy Prabowo saat rapat virtual bersama dengan Komisi IV DPR-RI, Senin 6 April 2020.
Sebab, dia mengatakan, untuk mengekspor produk ikan hidup yang tersebar di seluruh Indonesia, KKP kerap kali menemukan kendala seperti dalam hal transportasi.
Padahal, kata Edhy, Garuda Indonesia saat ini kerap kali melakukan perjalanan ke Cina guna mengambil alat-alat kesehatan seperti Alat Pelindung Diri (APD) dan masker. "Daripada ke sana kosong jadi dimanfaatkan, untuk tahapan ini sedang dikoordinasikan sejauh bisa atau tidak," ujarnya.
Edhy Prabowo berharap, dengan memanfaatkan maskapai dalam negeri ini, ruang yang kosong dalam penerbangan bisa dimanfaatkan untuk hal lain, seperti melakukan ekspor produk perikanan.
Selain itu Edhy mengusulkan agar pemerintah juga memberikan insentif fiskal bagi pengusaha perikanan. Insentif ini diperlukan untuk menangkis dampak perekonomian akibat pandemi corona (Covid-19).
Kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Edhy mengusulkan besaraninsentif fiskal seperti PPh pasal 25 sebesar 30 persen hingga enam bulan. Insentif ini dinilainya penting untuk menjaga produktivitas unit pengolahan ikan dalam menyerap produksi nelayan dan pembudidaya.
Dia juga berharap adanya pemberian insentif ekspor atau pengurangan larangan atau pembatasan bagi para pelaku industri tersebut. "Lalu, insentif pinjaman berbunga lunak atau tanpa bunga bagi unit pengolahan ikan," kata Edhy Prabowo.