TEMPO.CO, Jakarta - Panen raya padi dan jagung sedang berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Sukabumi. Dengan panen raya ini, kini stok beras surplus 124.077 ton, sehingga mampu mencukupi kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan.
"Panen raya padi dan jagung di Sukabumi dimulai dari Februari dan masih tetap berlangsung hingga April,"ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat, dalam keterangan tertulis, Senin, 6 April 2020.
Ajat mengungkapkan, panen raya padi sebenarnya sudah dimulai pada bulan Februari 2020 seluas 32.295 hektar (ha) atau setara beras 126.146 Ton. Panen padi di bulan Maret seluas seluas 30.342 ha atau setara beras 97.519 ton dan pada bulan April diperkirakan seluas 10.857 ha atau setara beras 42.407 ton.
Dengan demikian panen raya padi pertama di tahun 2020 ini menghasilkan sebanyak 73.494 ha atau setara beras 187.065 ton. Total konsumsi di kabupaten Sukabumi saat ini mencapai 20.996 ton per bulan. Maka, panen ini menghasilkan surplus stok beras sebanyak 124.077 ton atau setara persedian cukup untuk 11 bulan ke depan.
"Perhitungan surplus tersebut yakni dari total hasil panen dikurangi total konsumsi beras selama 3 bulan masa panen sebanyak 62.998 Ton," kata Ajat. Ia pun menyampaikan capaian tanam padi periode Oktober 2019 - Maret 2020 ini memiliki sasaran tanam sebanyak 108.897 ha dan capaian tanam seluas 109.406 ha.
Selain padi, lanjut Ajat, Kabupaten Sukabumi juga sedang panen raya jagung dimana pada bulan Maret seluas 11.072 ha atau setara dengan jagung pipil kering sebanyak 62.889 ton. Panen jagung di bulan April seluas 660 ha atau setara 3.749 ton jagung pipil kering panen. "Jadi keseluruhan panen raya jagung pada bulan Maret hingga April seluas 11.732 hektar memproduksi 66.638 ton jagung pipil kering."
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebut geliat petani di tengah situasi darurat pandemi Covid-19 tidak menurun. Langkah menghadapi musim panen raya padi ini yakni menggerakkan Komando Strategi Penggilingan Padi (kostraling) sehingga penggilingan menyerap gabah langsung di petani dan modal bisa diperoleh dari KUR dan sumber lainnya.
"Dengan Kostraling, stok beras dari penggilingan bisa dijual langsung maupun online kerjasama dengan start-up," katanya. Suwandi menambahkan upaya lain menghadapi musim panen raya adalah membangun kemitraan dengan pelaku usaha, memperlancar distribusi dengan bantuan angkutan, penyaluran alat pasca panen, juga bantuan benih dan gerakan olah tanah, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).