TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Banguningsih Pramesti mengatakan kenaikan harga tiket bus mudik untuk mengurangi pemudik di tengah pandemi virus corona Covid-19 belum berlaku.
"Baru wacana," kata dia dalam diskusi online Institut Studi Transportasi, Ahad, 5 April 2020.
Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Ridwan Djamaluddin mengatakan pemerintah berencana menaikkan harga tiket bus untuk mengurangi penyebaran mudik di tengah virus corona.
“Transportasi umum dan pribadi diperlukan untuk mengimplementasikan jaga jarak fisik. Seperti untuk kendaraan umum, menaikkan harga tiket angkutan umum. Misalnya, bus berkapasitas 50 hanya dapat menampung 25 orang, itu harga tiketnya dinaikkan,” kata Ridwan Djamaluddin dalam keterangan resmi di Jakarta pada Minggu, 5 April 2020.
Selain itu, pemerintah akan melarang sepeda motor membawa penumpang dan mobil pribadi harus mengangkut maksimal setengah dari kapasitas penumpangnya. “Semua tindakan ini akan diberlakukan secara ketat oleh polisi lalu lintas dan Kementerian Perhubungan,” kata Ridwan.
Baca Juga:
Tempo kemudian mengkonfirmasi kebijakan baru ini kepada Kemenhub. Ternyata, Peraturan Menteri Perhubungan atau Permenhub mengenai kebijakan baru ini akan segera terbit. “Kami di Kemenhub sedang siapkan aturan dan petunjuk teknisnya,” kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati.
Beberapa jam kemudian, Sekretaris Jenderal Organda Ateng Haryono mempertanyakan rencana kenaikan harga tiket ini. “Rasanya kok enggak pas ya, okupansi saja turun,” kata Ateng dalam diskusi online Institut Studi Transportasi.
Di sisi lain, Ateng pun mempertanyakan bagaimana kemudian empat pengusaha bus kepada masyarakat jika tiket bus dinaikkan. Sebab, di sisi lain ada masyarakat yang ingin pulang kampung karena mereka tidak bisa lagi mendapat penghasilan akibat di Jakarta akibat virus corona.
Mendengar curhatan Ateng pun, BPTJ Polana Banguningsih Pramesti pun memberikan interupsi dan memastikan rencana itu baru sebatas wacana.
FAJAR PERBIANTO