Tempo.Co, Jakarta - Sebanyak 26 ton bawang bombay yang diimpor dari Selandia Baru mulai masuk ke Indonesia. Secara bertahap, komoditas tersebut akan segera didistribusikan ke sejumlah pulau, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Papua.
"Sebagian sudah ada di retail. Kami akan mendukung pendistribusian sehingga stok pasar untuk bawang bombay tidak ada yang langka," kata Direktur PT Tunas Maju Mandiri Adi Putra Prajitna dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 April 2020.
Adapun bawang bombay yang dikemas dalam sepuluh kontainer itu sudah mulai disalurkan kepada peretail pada 1 April lalu. Untuk menambah pasokan, Adi mengatakan setiap pekan, impor bawang bombay akan masuk ke Indonesia sesuai dengan kebutuhan yang direkomendasikan pemerintah.
Bawang bombay di pasar tradisional dan retail modern mulai langka sejak Februari lalu. Akibat kelangkaan tersebut, harga komoditas ini pun melonjak lebih dari 100 persen hingga menyentuh Rp 110 ribu per kilogram dari semula Rp 20 ribu per kilogram. Walhasil, harga sebutir bawang bombay berukuran sedang rata-rata mencapai Rp 25 ribu.
Terkait kelangkaan bawang bombay ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Jumat pagi, 3 April, melakukan pengecekan ketersediaan komoditas di gudang importir Tunas Jaya Mandiri. Dari hasil pengecekan itu, Syahrul mengklaim pasokan bawang bombay saat ini sudah aman.
Ia pun meminta pasokan ini segera disalurkan untuk menekan lonjakan harga. "Saya berharap bawang bombay ini segera akan kita distribusikan langsung ke retail-retail yang ada," ucapnya.
Selanjutnya, ia juga memastikan distribusi bawang bombay dan komoditas lainnya ke sejumlah daerah tak terhambat oleh pembatasan sosial skala besar di tengah pandemi virus corona. Menurut dia, para distributor serta Satgas Pangan Polri akan terus memantau jalur distribusi.