Tempo.Co, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan sebanyak 68 persen dari perusahaan pelat merah perlu dikonsolidasikan. Angka tersebut adalah hasil dari pemetaan bisnis yang telah dilakukan Kementerian BUMN.
"Ini ada jumlah cukup besar 68 persen yang sebaiknya dikonsolidasikan, karena mereka bekerja baik tapi pangsa pasarnya rendah, sehingga harapannya dengan konsolidasi dapat memperkuat market share," kata Erick Thohir dalam rapat virtual bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Jumat, 3 April 2020.
Pemetaan bisnis dari Kementerian BUMN, tutur Erick, dilakukan berdasarkan parameter nilai ekonomi, nilai pelayanan publik dan keduanya. Pemetaan tersebut akan menentukan langkah-langkah apa dan strategi apa yang tepat untuk perseroan.
Erick Thohir pun mengatakan bahwa pemetaan tersebut juga menunjukkan 9,1 persen BUMN perlu dipertahankan dan dikembangkan lantaran memiliki pangsa pasar dan daya tarik yang tinggi. Di samping juga memiliki kinerja monecer plus didukung regulasi yang kuat.
Berikutnya, ia menyebut 6,3 persen perusahaan pelat merah dinilai perlu ditransformasi. Sebabnya, perusahaan-perusahaan ini memiliki pangsa pasar dan daya tarik yang tinggi. Hanya saja kinerjanya masih rendah.
Adapun 8,2 persen perusahaan milik negara dinilai perlu diutamakan untuk pelayanan publik. "Mereka mengemban tugas pelayanan atau PSO," tutur Erick.
Sedangkan 8,2 persen lainnya dinilai perlu didivestasikan atau bermitra dengan perusahaan lain lantaran pangsa pasar dan daya tarik pasarnya rendah. Erick Thohir mengatakan hasil pemetaan itu masih dinamis dan akan dievaluasi kembali.
Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan jumlah perusahaan pelat merah dan anak usaha yang perlu dikonsolidasikan berjumlah 70 persen dari total. Saat ini, tercatat ada 142 perusahaan BUMN dengan sekitar 800 anak dan cucu usaha. Konsolidasi itu, tutur dia, harus dilakukan bertahap pada periodenya dan periode berikutnya.
"Ini semua proses, tapi ini kami pantau dan tekan kepada direksi BUMN agar berjalan dan tidak hanya wacana," kata Erick Thohir. Hari ini, Garuda Indonesia mengumumkan akan menutup enam cucu usahanya. Adapun Telkom berencana menutup 20 anak usahanya sepanjang 2020-2021. Sedangkan Pertamina akan melikuidasi dan mendivestasikan 25 anak usaha dalam dua tahun ini.