TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan ada misinterpretasi dari berita soal nilai tukar rupiah bergerak Rp 17.500 sampai Rp 20 ribu per dolar AS. Akibatnya, Perry harus berkomunikasi intens dengan investor global dan lembaga pemeringkat, sejak Rabu kemarin.
“Pagi ini, pukul 8.30, tadi juga dengan investor Amerika dan Asia, sore nanti dengan investor Eropa, untuk memberikan penjelasan langsung dari saya terhadap apa yang kemarin dikemukakan dalam konferensi pers,” kata Perry dalam konferensi pers online di Jakarta, Kamis, 2 April 2020.
Rabu kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar konferensi pers bersama BI, OJK, LPS, dan Kemenko Bidang Perekonomian. Dalam paparannya, Sri Mulyani sempat menyinggung nilai tukar rupiah yang berada di level Rp 17.500 per dolar AS pada skenario berat hingga Rp 20 ribu pada skenario sangat berat. Menurut Sri Mulyani, angka itu berada di atas asumsi APBN yang sebesar Rp 14.400.
Setelah itu, pemberitaan pun muncul yang menyebut pemerintah memproyeksikan nilai tukar rupiah bakal bergerak sampai ke level Rp 20 ribu. Sehingga dalam konferensi pers pagi ini, Perry mempertegas bahwa angka tersebut merupakan what if scenario, bukan proyeksi. Perry pun menyebut frasa “what if scenario, bukanlah proyeksi,” ini lebih dari satu kali, dalam konferensi persnya.
"What if scenario" ini dilatarbelakangi atas kondisi yang terjadi pada Sabtu dan Minggu, beberapa hari sebelumnya. Saat itu, terjadi pergerakan manusia dari Jakarta ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Yogyakarta, hingga Jawa Timur. Sehingga, penyebaran virus corona dikhawatirkan bakal meluas. “Tapi, Pak Presiden sudah diskusi dengan sejumlah gubernur untuk melakukan langkah antisipasi,” kata dia.
Sehingga, what if scenario itu hanya akan muncul jika penyebaran semakin meluas dan tidak dilakukan langkah antisipasi bersama oleh pemerintah. Sedangkan saat ini, kata dia, pemerintah melakukan pembatasan sosial berskala besar dan bersiap mengeluarkan stimulus hingga Rp 405,1 triliun. Dengan berbagai langkah ini, kata BI, ekonomi Indonesia pun bisa dijaga agar bisa tetap tumbuh di atas 2,3 persen.
Saat ini pun, kata Perry, BI memandang nilai tukar rupiah masih memadai. BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil. “Dengan langkah-langkah tadi, kami yakin nilai tukar rupiah tidak hanya bergerak stabil, tapi menguat Rp 15 ribu di akhir tahun ini,” kata Perry.
FAJAR PEBRIANTO