TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengklaim Indonesia menjadi negara yang paling siap menyediakan pangan, khususnya bidang perikanan, setelah pandemi virus corona atau Covid-19. Oleh karena itu, pada saat pandemi pun, sektor perikanan juga harus terus ditingkatkan.
"Produktivitas harus tetap digenjot. Karena bagaimana pun juga, selama maupun setelah Covid-19, orang butuh makan. Mudah-mudahan setelah pandemi ini, Indonesia adalah negara yang paling siap dalam rangka menyediakan, menyiapkan pangan untuk masyarakatnya, khususnya di bidang perikanan," kata Edhy melalui video konferensi, Rabu 1 Maret 2020.
Edhy menjelaskan, sektor yang digenjot tak hanya perikanan tangkap tapi juga budidaya. Untuk perikanan budidaya, potensi panennya mencapai 240 ribu ton dalam kurun waktu April hingga Juni 2020. Rinciannya 100 ribu ton untuk potensi panen udang, dan sisanya untuk komoditas perikanan budidaya air laut dan tawar.
"Untuk perikanan tangkap juga terus berproduksi, namun angkanya belum bisa dipastikan karena itu tergantung hasil tangkapan. Beda dengan sektor budidaya yang memang bisa dihitung," ucapnya.
Pihaknya pun telah menyiapkan langkah-langkah agar hasil produktivitas nelayan maupun hasil budidaya nantinya dapat terserap. Di antaranya dengan menggandeng kementerian lain hingga penyiapan gudang berpendingin atau cold storage.
"Kalau kita lihat, Kemensos punya anggaran (Bantuan Pangan Non Tunai). Kami sudah berkoordinasi dan tinggal teknisnya seperti apa," terangnya.
Untuk gudang berpendingin, ujar Edhy, pihaknya sedang mendata meliputi milik KKP, BUMN, hingga swasta. Kegunaan cold storage bila sewaktu-waktu pemerintah ingin menyerap ikan hasil tangkapan nelayan maupun pembudidaya.
Di samping itu, cold stroge dapat dipakai untuk menyimpan ikan nelayan bila sewaktu-waktu harga menurun drastis. "Kesiapan infrastruktur ini penting, dan mudah-mudahan hari ini sudah selesai didata," ujar Edhy.