TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC memastikan lalu-lintas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok masih berlangsung normal. Kondisi pengapalan barang berlangsung seperti hari-hari biasa meski Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerbitkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk penanganan wabah virus corona.
“Sejauh ini belum ada prosedur khusus terkait PSBB di terminal peti kemas” ujar Direktur Komersial IPC Rima Novianti dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 1 April 2020.
Meski begitu, Rima menjelaskan, perseroan siap menyesuaikan kebijakan jika pemberlakuan PSBB ini berdampak terhadap operasional dan aktivitas logistik di pelabuhan. Adapun untuk saat ini, guna mengantisipasi penyebaran virus corona di lingkungan pelabuhan, ia memastikan IPC telah menerapkan prosedur tambahan.
Prosedur yang dimaksud adalah adanya kewajiban pemakaian alat pelindung diri (APD) yang aman dan steril bagi petugas lapangan. Secara berkala, petugas juga bakal melakukan sterilisasi di sekitar dermaga.
Sejalan dengan kebijakan itu, General Manager Terminal Peti Kemas Koja Hudadi mengatakan pihaknya telah mengurangi tenaga manusia yang diturunkan di dermaga. Dengan begitu, interaksi antar-manusia di lokasi pelabuhan diminimalisasi untuk mempersempit celah penularan virus corona.
Sebagai gantinya, Terminal Peti Kemas Koja mengalihkan layanannya di dermaga menggunakan sistem digital. "Jadi, yang ada di lapangan adalah operator crane dan petugas tally, yang mengatur lalu lintas peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan kontainer," katanya.
Sedangkan pergerakan peti kemas tersebut nantinya bakal dioperasikan oleh bantuan alat-alat berat modern. Alat-alat ini akan dikontrol secara digital.
Untuk memastikan kondisi pengapalan barang di TPK Koja yang dikelola IPC tetap berlangsung, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo telah melakukan pemantauan langsung pada Rabu pagi, 1 April. Sembari memantau, Edhy juga melepaskan ekspor hasil perikanan sebanyak 32 ribu ton senilai Rp 194,6 miliar.
Komoditas ekspor ini kebanyakan berupa udang dan ikan beku beserta olahannya.
Hasil perikanan itu diangkut menggunakan KM OOCL Guangzhou ke 13 negara tujuan, yakni Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritus, Reunion, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, dan Lithuania.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA