TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia memproyeksikan pandemi virus Corona atau Covid-19 akan membuat hampir 24 juta orang di Asia Timur dan Pasifik terjebak di bawah garis kemiskinan.
Dalam skenario yang lebih buruk, Bank Dunia memprediksi hampir 35 juta orang terjebak di bawah garis kemiskinan, termasuk 25 juta orang di Cina. Angka ini didasarkan oleh garis batas penghasilan US$ 5,50 per hari.
Laporan Bank Dunia juga memproyeksikan pertumbuhan di wilayah Asia Timur dan Pasifik melambat menjadi kisaran 0,5 persen hingga 2,1 persen pada tahun 2020. Sementara itu, pertumbuhan di Cina diproyeksikan menurun menjadi 2,3 persen dari 6,1 persen pada tahun 2019.
Dalam laporannya yang dirilis Senin kemarin, lembaga itu juga memperingatkan bahwa rumah tangga yang bergantung pada industri terdampak Virus Corona memiliki risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang lainnya.
Industri yang dimaksud Bank Dunia antara lain adalah pariwisata di Thailand dan Kepulauan Pasifik, manufaktur di Vietnam dan Kamboja, dan banyak tenaga kerja informal di seluruh negara.
Oleh karena itu, Bank Dunia mendesak kawasan itu untuk berinvestasi dalam pengembangan pabrik perawatan kesehatan dan peralatan medis konvensional. Kawasan itu juga harus mengambil langkah-langkah inovatif seperti mengubah tempat tidur rumah sakit biasa untuk penggunaan ICU dan melatih orang untuk bekerja melakukan perawatan dasar.
Selain itu, Bank Dunia mendorong adanya kebijakan fiskal seperti subsidi untuk membiayai pengobatan orang terjangkit Corona serta bantuan untuk rumah tangga. "Selain tindakan nasional yang berani, kerja sama internasional yang lebih dalam menjadi penangkal paling efektif melawan ancaman ganas (dari virus) ini," kata Aaditya Mattoo, kepala ekonom wilayah Asia Timur dan Pasifik di Bank Dunia, seperti dikutip Bloomberg, Selasa, 31 Maret 2020.
Negara-negara di Asia Timur dan Pasifik dan di tempat lain, menurut Aaditya, harus melawan penyakit ini bersama-sama. "Menjaga perdagangan tetap terbuka dan mengoordinasikan kebijakan ekonomi makro,” ucapnya.
Kerja sama tersebut tu dapat berupa kemitraan lintas batas antara pemerintah dengan swasta untuk meningkatkan produksi dan pasokan medis, serta memastikan stabilitas keuangan setelah terjadinya virus.
Tak hanya itu, Bank Dunia mendorong agar tiap negara membuka kebijakan perdagangannya khususnya agar pasokan medis dan lainnya tersedia untuk semua negara. "Serta untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi yang cepat di kawasan itu," tulis laporan Bank Dunia tersebut.
Rekomendasi lain yang dibuat dalam laporan ini adalah pelonggaran kredit untuk membantu rumah tangga memperlancar konsumsi mereka serta membantu perusahaan bertahan dari goncangan ekonomi. Namun Bank Dunia mendesak pemantauan ketat terhadap program-program tersebut.