TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (EP), Citilink Indonesia, Surveyor Indonesia dan Sucofindo. Kerja sama dengan sejumlah BUMN itu dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada kegiatan usaha hulu migas. Potensi penghematan yang akan dihasilkan darikontrak kerja sama selama lima tahun diperkirakan mencapai Rp 3,5 triliun.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai langkah agar industri hulu migas nasional semakin efisien dan bergairah meningkatkan produksinya. “Tujuan kami adalah agar target produksi 1 juta barel pada tahun 2030 dapat tercapai. Kerja sama ini adalah salah satu alat untuk mengusahakannya,” kata Dwi melalui siaran pers, Senin 30 Maret 2020.
Kerja sama SKK Migas dengan PT Pertamina (Persero) akan dilakukan hingga Agustus 2024, untuk membantu penyediaan kebutuhan barang operasi berupa bahan bakar, pelumas dan petrokimia yang akan digunakan oleh industri hulu migas. Dengan kerja sama tersebut, Pertamina akan memberikan diskon kepada sektor hulu migas sesuai volume pembelian.
“Kerja sama ini bertujuan untuk mengoptimalisasi dan memaksimalkan penggunaan produk BBM, Pelumas dan Oil Base yang dihasilkan Pertamina yang merupakan produksi dalam negeri untuk mendukung kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu menambahkan, kerja sama ini memberikan potensi penghematan cukup signifikan, yaitu sekitar Rp 3,405 triliun selama periode kontrak atau Rp 682 miliar per tahun.