TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir memastikan proyek pembangunan kilang milik PT Pertamina (Persero) bakal terus berlanjut di tengah pandemi virus Corona dan pelemahan harga minyak dunia.
Pada saat ini, kata Erick, proyek pembangunan kilang tidak ditunda karena telah termasuk salah satu proyek yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ia pun meminta Pertamina untuk tetap fokus melanjutkan pembangunan proyek tersebut kendati di tengah kondisi saat ini.
“Yang pasti dalam proyek-proyek yang dalam KPI, kita akan jalan terus. Nanti detailnya kita berikan,” kata Erick Thohir, Senin, 30 Maret 2020.
Pertamina tengah mengembangkan kilang baik RDMP (refinery development master plan) maupun GRR (gross root refinery). Untuk proyek pengembangan RDMP terdiri atas RDMP Balongan, RDMP Dumai, RDMP Cilacap, dan RDMP Balikpapan. Sementara itu, untuk proyek GRR, Pertamina sedang mengerjakan GRR Tuban, dan GRR Bontang.
Dengan adanya empat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua Grass Root Refinery (GRR), kapasitas kilang Pertamina menjadi 2 juta barel per hari (bph) pada 2026 dengan volume produksi BBM sebesar 200 juta liter per hari.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan bahwa hingga saat ini pengerjaan proyek-proyek tersebut masih berjalan dan belum adanya revisi dari perseroan.
Namun, Fajriyah tidak menampik adanya potensi keterlambatan pengerjaan proyek yang disebabkan oleh pandemi virus Corona. Pasalnya, proyek hulu migas memerlukan tenaga kerja luar negeri yang saat ini sedang dibatasi pemerintah.
Meski begitu, kata Fajriyah, Pertamina memiliki strategi yang telah dirancang dan dijalankan untuk memitigasi dan pengaturan personel dan operasional. “Sampai saat ini kami tetap berupaya menjalankan operasional sesuai rencana kerja awal dengan lebih efektif dan efisien. Tapi pasti akan dilakukan review ke depan bagaimana efektifitas pelaksanaannya,” katanya.
BISNIS