TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendorong pemerintah agar memberi insentif kepada industri kesehatan, sehingga Indonesia bisa memproduksi lebih banyak masker dan alat pelindung diri (APD). Kebutuhan peralatan tersebut belakangan memang melonjak seiring mewabahnya Virus Corona alias Covid-19.
"Ayo dorong pengusaha produksi sendiri. Salah satu bantuan yang harus didorong adalah di industri kesehatan, jadi produsen APD ada insentif, jadi kita punya produksi dalam negeri untuk masker, goggle, dan APD," ujar Sandiaga dalam konferensi video, Kamis, 26 Maret 2020.
Belakangan ini, produksi masker dan APD menjadi ceruk yang coba diisi oleh para pelaku usaha. Salah satu pelaku industri yang berencana masuk antara lain adalah pelaku sektor tekstil.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Anne Patricia Sutanto yang mengatakan anggota asosiasinya bersiap untuk memproduksi masker dan alat pelindung diri alias APD untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seiring dengan masih mewabahnya Virus Corona alias COVID-19. Kendati, peralatan yang bisa diproduksi baru pada tingkat non-medis lantaran untuk tingkat medis diperlukan sertifikasi khusus.
"Untuk non-medikal bisa langsung produksi, sementara yang medikal kami sedang berkoordinasi dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan bisa dipercepat enggak untuk kami sertifikasi," ujar Anne melalui konferensi video, Senin, 23 Maret 2020.
Kendati belum setingkat medis, ia menjamin peralatan yang diproduksi memenuhi sejumlah kebutuhan seperti anti-air, anti-angin, anti-virus, anti-bakterial dan bisa dipergunakan sementara dalam kondisi darurat. "Ini akan lebih bagus dari jas hujan," tutur Anne.
Menurut Anne, peralatan itu pun akan diuji di laboratorium milik pabrik dan memiliki kualitas yang telah teruji. Apalagi, produsen TPT Indonesia terbukti bisa menciptakan bahan untuk kebutuhan luar ruang yang dipastikan anti-air dan anti-angin.
Terkait dengan bahan baku produksi masker dan APD itu, Anne mengatakan kebanyakan bahan baku sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Ia mengatakan pelaku industri dari sektor hulu hingga hilir bakal berkoordinasi erat untuk memastikan ketersediaan bahan ini.
Walau demikian, ia tak memungkiri ada sejumlah bahan baku untuk memproduksi masker dan APB yang mesti diimpor lantaran pasokan dalam negeri belum mencukupi. Salah satu bahan baku itu adalah bahan kimia untuk menjamin pakaian bisa anti-virus dan anti-bakteria.
Di samping juga kebutuhan katun juga sampai saat ini masih impor. "Tapi kami masih punya stok di dalam negeri," tutur Anne. Apabila nantinya diperlukan impor untuk produksi peralatan ini, ia berharap pemerintah memberikan kelonggaran biaya dalam hal impor.
Pasalnya, dalam keadaan darurat seperti ini, Anne melihat bisa saja pabrikan garmen untuk sementara beralih menjadi perusahaan APD untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga, sebagian produksi pabrik dialihkan untuk memproduksi masker dan APD.