Tempo.Co, Jakarta - Bekas Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pemerintah perlu segera menyalurkan bantuan langsung tunai atau berupa transfer dana kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang terkena dampak ekonomi wabah Virus Corona alias COVID-19.
"Ini dampaknya signifikan bagi pekerja harian dan UMKM, jadi saya dorong agar jaga ekonomi dan level konsumsi masyarakat menengah bawah, lakukan secepatnya dengan pemerintah daerah," ujar Sandiaga melalui konferensi video, Kamis, 26 Maret 2020. Ia meyakini pemerintah daerah memiliki data masyarakat yang membutuhkan secara rinci by-name, by-address.
Kebijakan itu menjadi penting, kata Sandiaga, lantaran kalau melihat di jakarta saja, aktivitas ekonomi sudah sangat turun. Hal itu terlihat dari turunnya jumlah pengguna transportasi publik dari kisaran satu juta penumpang per hari ke kisaran 200 ribu.
Belum lagi apabila melihat beberapa pusat perbelanjaan yang mulai tutup dan restoran yang operasionalnya mulai dibatasi dengan hanya melayani pesanan di bungkus. Kondisi itu, kata Sandiaga, secara signifikan akan memengaruhi pekerja. "Keluhan sudah banyak," ujar Sandiaga.
Dalam kondisi seperti ini, Sandiaga mengatakan pemerintah harus cepat dalam mengeksekusi programnya dan tidak boleh ditunda lagi. Sebab, kondisi bisa sewaktu-waktu memburuk dengan merosotnya aktivitas ekonomi masyarakat.
Secara umum, Sandiaga mengatakan pemerintah setidaknya perlu menyiapkan dana Rp 200 triliun untuk memulihkan perekonomian akibat Virus Corona alias COVID-19. Dana itu terpisah dengan anggaran kesehatan untuk penanggulangan Corona. "Ini bisa diambil dari realokasi anggaran 2020 tapi enggak bakal cukup. Kita harus lihat apa yang bisa dilakukan penuhi ini," ujar Sandiaga.
Dari dana Rp 200 triliun itu, Sandiaga mengatakan paket ekonomi bisa digelontorkan berkala dan dibagi ke dalam empat paket. Paket pertama adalah yang menurut dia paling penting.
Paket yang diambil dari 25 persen dana itu bisa digunakan untuk memberi bantuan langsung tunai kepada masyarakat di golongan rentan atau 40 persen terbawah. "Saya dukung seperempat dari total dana itu bisa diarahkan dari basis data terpadu ke kelompok itu," tutur pria yang sempat mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam Pemilihan Umum 2019 itu.
Berikutnya pada tahap kedua, anggaran 25 persen lainnya bisa diberikan kepada pelaku yang terdampak langsung dari wabah tersebut, misalnya para pekerja harian dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Bantuan itu diharapkan bisa memastikan para pengusahaUMKM tetap beroperasi sehingga tidak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja.
Sandiaga mengatakan Rp 50 triliun lainnya bisa digunakan untuk masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau belum mendapat pekerjaan di masa darurat wabah ini. Penyaluran bantuan itu bisa dilakukan menggunakan kartu pra-kerja, sesuai program pemerintah.
Sedangkan 25 persen dari total dana yang terakhir bisa diberikan untuk bantuan sektor keuangan. Sebab, kata Sandiaga, saat ini banyak perbankan, perusahaan pembiayaan, atau jasa keuangan yang kesulitan. Pasalnya, masyarakat saat ini sulit untuk membayar cicilan dan tagihan di situasi darurat ini.