TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organisasi Angkutan Darat atau Organda Kurnia Lesani Adnan membenarkan sejumlah masyarakat yang mudik ke kampungnya masing-masing belakangan ini. Hal tersebut terjadi setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan kebijakan social distancing, bekerja dan belajar di rumah untuk menekan penyebaran virus Corona.
Pergerakan masyarakat yang mudik dari Jakarta kebanyakan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur ini besarnya lebih besar ketimbang hari normal. "Memang dari awal di terapkan masa Kejadian Liar Biasa terjadi pergerakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan biasanya yakni Februari-April 2020 saat low season untuk bus AKAP (antar kota antar provinsi)," kata Kurnia, Kamis, 26 Maret 2020.
Baca Juga:
Ia menjelaskan, mayoritas para pemudik bergerak ke Solo Raya, Jepara, Kudus, Purwodadi, Blora, Madura, Jember, Banyuwangi, dan Malang. Okupansi bus juga sempat naik hingga 100 persen dibandingkan dengan musim biasanya yang hanya di kisaran 40 persen hingga 60 persen.
Di saat bersamaan, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak pulang kampung dan membatalkan penyelenggaraan mudik gratis Lebaran 2020 untuk mencegah penyebaran virus Corona. Himbauan pemerintah ini sayangnya malah mendorong sebagian masyarakat memilih untuk melakukan perjalanan ke daerah asal sebelum hal tersebut diberlakukan.
Per Senin kemarin, kata Kurnia, tingkat keterisian bus kembali menurun dengan kisaran 30 persen. Data tersebut menunjukkan banyak masyarakat melewati puncak masa mudik dini ke daerah asal.
Secara umum, menurut dia, jika puluhan bus bergerak ke Wonogiri atau Jepara tiap harinya itu adalah hal yang biasa. "Yang luar biasa adalah okupansi busnya meningkat pada saat low season ini. Masyarakat sudah mudik semua," ucap Kurnia.
BISNIS