TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan masyarakat untuk masker masih sangat tinggi, namun belum dapat diimbangi dengan produksi yang memadai. Merespons tingginya permintaan pasar di tengah pandemi, produsen pakaian dalam pria, Rider, turut memproduksi masker non-medis untuk mencegah penyebaran virus corona.
Masker ini menjadi salah satu alternatif saat kebutuhan terhadap barang melonjak, namun ketersediaan produk menipis.
Berdasarkan informasi, penjualan ini dilakukan secara daring atau online melalui laman resmi Rider dan media sosial perusahaan. Saat mengunjungi laman perusahaan, Tempo mendapati barang ini ditawarkan secara grosir dengan harga masker satuan Rp 6.000.
"Minimal untuk pembelian 100 pacs, jadi Rp 600 ribu," ujar customer service saat Tempo mencoba menghubungi nomor resmi perseroan yang tertera dalam laman pada Rabu, 25 Maret 2020.
Masker produksi Rider terbuat dari kain katun dua lapis dan diklaim anti-bakteri. Menurut informasi dalam brosur yang ditayangkan, masker tersebut bisa menghindarkan pemakainya dari debu dan percikan cairan atau droplet.
Seperti masker-masker lainnya, masker non-medis buatan Rider dapat digunakan beberapa kali dan dicuci. Untuk memasannya, masyarakat diminta lebih dulu mengisi formulir di laman resmi Rider. Pemesanan juga dapat dilakukan melalui pesan instan di nomor yang tertera pada media sosial perusahaan.
Saat ini, perseroan membuka pre-order atau pendaftaran pemesanan. Untuk tahap pertama, masker akan dikirimkan pada 30 Maret nanti. "Pengiriman disesuaikan dengan nomor urut pemesanan," tulis perusahaan dalam laman resminya.
Seumpama dalam 10 hari kerja sejak tanggal pembelian pelanggan belum memperoleh masker ini, perusahaan berjanji akan melakukan konfirmasi kembali. Pesanan itu akan diproses di pre-order selanjutnya atau dilakukan proses pembatalan.