TEMPO.CO, Jakarta - Sejak status darurat corona ditetapkan, jumlah pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek merosot hampir 70 persen dalam dua pekan terakhir. Jumlah penumpang yang biasanya mencapai 900.000 hingga 1,1 juta orang, kini tinggal sekitar 300.000 pengguna per hari.
Catatan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), pada Senin 23 Maret 2020, volume penumpang KRL tercatat 341.252 orang. Sementara pada Selasa 24 Maret 2020 hanya 292.825 pengguna.
“Meskipun jumlah pengguna terus menurun, berbagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di KRL Commuter Line terus ditingkatkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia,” kata Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 25 Maret 2020.
Sejak 20 Maret, PT KCI menambah jumlah wastafel di stasiun dengan memasang unit tambahan selain dari yang tersedia di toilet seluruh stasiun. Wastafel tambahan ini tersedia antara lain di Stasiun Juanda, Manggarai, Bogor, Bekasi, Jakarta Kota, Tanah Abang, Rangkasbitung, dan akan terus ditambah.
Selain itu, sudah tersedia pula bilik disinfektan di Stasiun Sudirman di mana para pengguna yang memerlukan dapat melewati bilik ini saat hendak masuk maupun keluar stasiun. Bilik ini juga akan dipasang pada sejumlah stasiun lainnya bekerja sama dengan berbagai pihak.
“Kerja sama yang baik dengan para pemangku kepentingan juga terwujud dengan dukungan penyemprotan disinfektan di sejumlah stasiun sejak tanggal 17 Maret 2020. Penyemprotan ini terus berlangsung di berbagai lokasi hingga hari ini, dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah, TNI, Kepolisian, serta sejumlah lembaga nirlaba,” kata Anne.
Selain di stasiun, upaya "physical distancing" atau menjaga jarak antar pengguna di dalam KRL juga terus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran virus corona. PT KCI menghimbau agar para pengguna mengisi bangku tempat duduk panjang di dalam KRL yang berkapasitas tujuh orang cukup dengan maksimum empat orang.
Selanjutnya, selama KRL beroperasi, petugas pengawalan kereta juga akan berpatroli mengarahkan para pengguna agar bisa menjaga jarak. Juga dibutuhkan kerja sama dari pengguna untuk mengikuti batas antrean yang ada dan mengikuti arahan dari petugas.
Meskipun demikian, PT KCI tetap mengajak pengguna mengikuti imbauan dari pemerintah untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Bepergian keluar rumah dan menggunakan transportasi publik hendaknya untuk keperluan yang sangat mendesak saja.
ANTARA