TEMPO.CO, Jakarta - Setelah memastikan diri negaranya telah pulih dari penyebaran virus corona, pemerintah Cina membuka kembali obyek wisata populer di dunia Tembok Besar Cina atau Great Wall. Tembok Cina ini mulai dibuka kembali untuk umum pada Selasa 24 Maret 2020 kemarin.
Namun, wisatawan yang mengunjungi Great Wall sektor Badaling, Beijing, harus menunjukkan tiket yang dibeli secara daring sesuai dengan nama pengunjung, demikian media resmi setempat, Rabu 25 Maret 2020. Pengunjung juga diwajibkan menunjukkan kartu identitas, barcode kesehatan yang dapat diunduh melalui ponsel, dan mengenakan masker. Sebelum memasuki objek wisata melalui pintu masuk Great Wall di Badaling yang dibangun oleh Dinasti Ming pada tahun 1504 itu, suhu tubuh wisatawan harus diukur terlebih dulu oleh petugas.
Obyek wisata yang dikunjungi sekitar 65.000 wisatawan per hari itu ditutup sejak 24 Januari 2020 atau sehari setelah Kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang berjarak sekitar 1.300 kilometer dari Beijing itu ditutup total untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
Sektor Badaling merupakan sektor yang paling ramai di antara sektor-sektor lainnya di Great Wall. Selain karena pemandangannya bagus, juga mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi publik, termasuk kereta api, dari pusat Kota Beijing.
Di sektor Badaling juga terdapat fasilitas pendukung, seperti kereta gantung dan wahana permainan lainnya yang mengitari area Tembok Cina.
Pembukaan kembali Tembok Besar itu dilakukan setelah tidak ada penambahan kasus baru positif Covid-19 pada penduduk lokal. Sementara itu, Wuhan sendiri bakal dibuka lagi secara penuh mulai 8 April. Dalam enam hari terakhir di Wuhan yang sebelumnya dinyatakan sebagai episentrum Covid-19 hanya terdapat satu kasus baru.
BISNIS