TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan pandemi corona global ternyata telah membuat nilai valuasi Apple Inc. melorot ke bawah US$ 1 triliun. Pada awal pekan ini, valuasi Apple dilaporkan turun 4 persen dari US$ 1 triliun menjadi US$ 960 miliar.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu 25 Maret 2020, kekhawatiran wabah corona yang melanda sebagian besar dunia, dikhawatirkan mengganggu rantai pasok produk buatan Apple. Padahal, sepanjang tahun ini nilai saham Apple juga telah terkoreksi hingga 25 persen.
Sebelumnya dikabarkan bahwa wabah corona di Cina telah membuat Apple hampir kehabisan stok iPhone karena produksi di Negara Panda terhenti. Akibatnya, pelanggan yang butuh stok pengganti jika perangkat teleponnya rusak harus menunggu lebih lama.
Namun, di tengah tekanan yang dialami oleh Apple akibat wabah corona, perusahaan tersebut dikabarkan bakal kembali membuka gerainya pada April 2020. Kabar tersebut diperoleh dari memo Senior Vice President Apple Deirdre O’Brien yang disebarkan kepada karyawannya.
“Untuk semua toko ritel kami di luar daratan Cina, kami akan membuka kembali toko-toko kami secara perlahan. Pada saat ini, kami sedang memperhitungkan beberapa toko mungkin dapat kembali membuka pada paruh pertama bulan April, meskipun tergantung pada kondisi di daerah masing-masing,” ujar O’Brien, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu.
Seperti diketahui, produsen iPhone ini telah menutup 458 gerainya di luar Cina Daratan, Hong Kong, dan Taiwan pada awal bulan. Langkah itu dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk mengurangi penyebaran virus corona.
BISNIS