TEMPO.CO, Jakarta - Imbauan jaga jarak atau social distancing yang diserukan pemerintah untuk menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19 berdampak langsung pada pendapatan pengemudi ojek online.
Ketua Presidium Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono memperkirakan kebijakan social distancing dan bekerja dari rumah (work from home) berdampak langsung pada pendapatan pengemudi ojek online. "Normalnya bisa dapat Rp 200.000 per hari, sekarang hanya Rp 60.000," katanya, Senin, 23 Maret 2020.
Igun menjelaskan, meskipun ada kenaikan jumlah pesan antar makanan dan barang akibat adanya kebijakan pemerintah itu, tapi belum sebanding untuk menutupi pendapatan yang berasal dari jasa antar penumpang.
Pasalnya, kata dia, hingga kini mayoritas atau lebih dari 50 persen pendapatan ojek online (ojol) masih berasal dari layanan antar penumpang. Sisanya, baru berasal dari gabungan jasa pengantaran makanan, barang, dan jasa lainnya.
Oleh karena itu, Igun menyebutkan, pihaknya akan mengajukan surat tertulis kepada pemerintah lintas kementerian dan lembaga. Selain itu, juga kepada aplikator dalam memberikan keringanan berupa penundaan pembiayaan cicilan hingga menghapus sementara persentase biaya yang harus dibayarkan kepada aplikator.
Hal serupa disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Driver Online Wiwit Sudarsono. Ia mengatakan meningkatnya jasa pesan-antar makanan dan barang masih bisa memberikan pendapatan bagi pengemudi kendati tak mungkin bisa menutup 100 persen pendapatan normal.
Wiwit juga menyebutkan hingga kini implementasi penyediaan alat kesehatan untuk mencegah dari virus Corona yang dijanjikan aplikator belum semua direalisasikan untuk diberikan kepada pengemudi. "Sudah ada aplikator yang sedikit memberi masker dan hand sanitizer, tapi belum semua mitra mendapatkannya. Akhirnya kami modali sendiri," ujarnya.
BISNIS