TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pihaknya telah menemukan sebanyak 305 hoaks atau berita bohong terkait penyebaran wabah corona, hingga Senin 23 Maret 2020. Dia pun mengimbau untuk masyarakat tak menyebarkan berita bohong karena hal tersebut merugikan banyak orang.
"Pasti sekali lagi kita minta agar masyarakat menggunakan ruang digital secara cerdas," ujarnya saat siaran langsung di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin 23 Maret 2020.
Johny mengatakan, penyebaran berita bohong itu masih terkait dengan isu virus corona atau Covid-19. Seperti kabar warga Jalan Panda, Sukoharjo dikabarkan meninggal karena virus corona, dan isu Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menurunkan 800 harimau dan singa untuk mencegah warganya keluar rumah. "Itu hoaks juga, dan masih banyak lagi," ujarnya.
Ketika telah menemukan berita bohong, lanjut Johny, pihaknya meminta sejumlah platform digital untuk menurunkan konten terkait hoaks virus corona.
Selain bekerjasama dengan platform digital, Johnny mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mempererat kerjasama dengan Kepolisian RI.
"Khusus corona, Kominfo sudah bersurat kepada Polri khususnya Bareskrim Polri untuk melaksanakan penegakan hukum bagi yang menyebarkan berita-berita ini di situasi pandemik dunia," ujar Menkominfo.
Johny menuturkan, pihak Kepolisian saat ini telah menangani 28 kasus terkait penyebaran dan produksi berita bohong.
Oleh karena itu, Johnny mengimbau masyarakat untuk tidak ikut menyebarkan berita bohong terkait virus corona, sebab pemerintah telah berusaha bersungguh-sungguh menjaga perluasan virus, yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai pandemi.
"Memproduksi dan menyebarkan hoaks itu merugikan diri sendiri, merugikan keluarga, merugikan masyarakat, merugikan bangsa dan negara, dan memproduksi dan menyebarkan hoaks tidak membantu memutus alur persebaran virus corona atau Covid-19, yang ada hanya menambahkan persoalan masyarakat," kata Johny.