TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai dampak dari sepinya penerbangan di masa pandemi corona ini, maskapai Singapore Airlines terpaksa memangkas 96 persen kapasitas angkutnya hingga akhir April 2020.
Akibat aktivitas yang tinggal 4 persen, CEO Singapore Airlines Goh Choon Phong bahkan telah memangkas 15 persen gajinya mulai bulan ini. Sementara itu, karyawan level manajer senior dan anggota direksi juga terpaksa dipangkas gajinya. Bahkan, menurut Bloomberg, sejumlah karyawan telah ditawari untuk cuti tanpa gaji.
Dikutip dari Bloomberg, Singapore Airlines tengah dalam pembicaraan untuk menunda pengiriman pesawat baru dan tengah mempertimbangkan untuk melakukan pemangkasan gaji. "Maskapai mengambil aksi ini di tengah tantangan besar yang pernah dihadapi SIA Group," ujar pernyataan resmi perusahaan seperti dikutip Bisnis, Senin 23 Maret 2020.
Hingga saat ini, perusahaan masih belum dapat meyakinkan kapan SIA Group akan kembali beroperasi secara normal setelah dihajar corona. "Karena ketidakpastian kapan kontrol perbatasan akan ditiadakan."
Banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia telah mengurangi kapasitas angkut hingga mencapai 90 persen karena infeksi virus Corona melonjak melewati 300.000 dan kematian mendekati 15.000. Beberapa negara dan kota-kota melakukan lockdown dalam upaya untuk menahan wabah, menghentikan banyak transportasi global. Industri perjalanan membutuhkan bantuan pemerintah dan langkah-langkah bailout sebesar US$200 miliar. Menurut IATA (International Air Transport Association), langkah itu dilakukan untuk bertahan dari krisis.
Saham Singapore Airlines kini dilaporkan telah anjlok 8,6 persen, penurunan dalam perdagangan terbesar sejak 2011. Sahamnya diperdagangkan turun 8,3 persn pada 10:08 waktu Singapura. Saham telah menurun 39 persen tahun ini, lebih tinggi jika dibandingkan dengan penurunan 30 persen dalam benchmark Straits Times Index.
BISNIS