TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menutup perdagangan pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali menguat di awal pekan ini meski terbatas.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan, IHSG pada akhir pekan lalu ditutup menguat didorong aksi bargain hunting oleh investor yang menganggap pelemahan sudah memasuki area oversold. Terkoreksinya nilai tukar rupiah juga mendorong penguatan.
Pada perdagangan Senin, 23 Maret 2020 ini, Dennies menyebut indeks berpotensi kembali menghijau, meski hanya bersifat sementara atau jangka pendek saja. “Secara teknikal candlestick membentuk hanging man didukung volume yang cukup tinggi. Pergerakan diperkirakan masih akan volatil dan masih tinggi ketidakpastian dari penyebaran Covid-19 terutama di dalam negeri,” demikian tuturnya.
Ia memperkirakan IHSG akan bergerak pada level resistan 4.437 hingga 4.316, sedangkan untuk level support diperkirakan akan berada pada rentang 3.996 hingga 3.797.Beberapa saham yang menarik untuk dicermati antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), serta PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
IHSG berhasil rebound meski awalnya indeks sempat anjlok 4,56 persen atau 187,08 poin ke level 3.918,34, yang merupakan level terendah IHSG sejak 28 Juni 2012 saat indeks ditutup di level 3.887,57.