TEMPO.CO, Jakarta - Analis dan juga Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG awal pekan depan, Senin, 23 Maret, 2020, akan kembali tertekan. Tekanan terjadi akibat pengaruh pasar Amerika Serikat yang masih tertekan dan mengalami pelemahan akibat virus Corona atau Covid-19.
"Kami perkirakan IHSG berpeluang kembali tertekan turun dengan support di level 3.918 sampai 3.686 dan resistance di level 4.238 sampai 4.900," kata Hans dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 21 Maret 2020.
Saat ini, kata Hans, Indeks Amerika yang sempat naik akibat harga minyak, kembali tertekan turun akibat wabah Covid-19. Menurut Johns Hopkins University di Amerika ada lebih dari 14.000 kasus Covid-19 dengan lebih dari 200 kematian.
Namun, meski mengalami tekanan di awal pekan peluang, Hans memprediksi pada akhir pekan, IHSG dapat kembali naik terbatas. "Pelaku pasar harus tenang jangan panik dan tetap rasional. Lakukan akumulasi beli bagi investor yang punya jangka waktu investasi lebih dari satu tahun," kata dia.
Sepanjang minggu ini, IHSG terus melemah di bawah level 5.000, seiring dengan meluasnya jumlah pasien positif virus Corona di Tanah Air. Pada Senin, 16 Maret 2020, IHSG ditutup di level 4.907,57. Lalu pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, 20 Maret 2020, IHSG ditutup di level 4.194,94.
Menurut Hans, pasar saham Indonesia berhasil ditutup positif pada perdagangan Jumat pekan lalu merespons positifnya pasar global dan regional. Meski demikian, pemotongan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) masih tidak terlalu direspons pasar akibat pengaruh dari luar.