TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti pada Disaster Management Research Unit, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Muhammad Habib Abiyan Dzakwan mengingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi skenario terburuk selama pandemi corona atau Covid-19. Skenario terburuk terjadi jika di tengah wabah corona yang semakin meluas ini, muncul juga bencana alam seperti banjir hingga gempa bumi.
"Sehingga, formulasi cepat untuk rencana darurat sangat penting untuk disiapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19," kata Dzakwan dalam analisisnya pada laman resmi CSIS, Jakarta, 21 Maret 2020.
Saat ini, penyebaran virus corona terus meluas hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Jika pada Senin, 2 Maret baru ada 2 pasien positif virus corona, maka pada data terakhir, Jumat, 20 Maret 2020, jumlah pasien corona telah melonjak drastis 18 ribu persen hanya dalam waktu 18 hari saja, menjadi 369 kasus.
Kedua, Dzakwan juga meminta pemerintah meningkatkan postur belanja kesehatan, salah satunya untuk pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan. Lalu, Menteri Kesehatan juga dinilai harus bisa memastikan ketersediaan alat pelindung diri bagi dokter yang menangani pasien virus corona. "Di Garut, alat pelindung sudah habis, di Padang dan Panajam Paser Utara, masker juga mulai langka, ini harus direspons cepat," kata dia.
Ketiga, Dzakwan menyarankan pemerintah untuk membangun diplomasi yang lebih intensif dengan negara lain yang sukses mengendalikan pandemi corona, seperti Cina, Singapura, dan Korea Selatan. Salah satunya bisa dengan meminta semua duta besar mengidentifikasi mitra potensial yang akan mendukung kebutuhan Indonesia melawan virus corona.
Keempat, pemerintah diharapkan memberdayakan pihak swasta untuk ikut membantu penanganan virus corona ini. Contohnya ada di Daegu, Korea Selatan, di mana perusahaan Soju didorong untuk mendonasikan alkohol mereka untuk membersihkan sejumlah area publik. Lalu, insentif fiskal pun bisa disiapkan untuk swasta yang terlibat, seperti misalnya tax deduction.