TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19, pemerintah tetap meluncurkan program Kartu Prakerja. Beberapa penyesuaian dilakukan, salah satunya dengan membatasi peserta pelatihan offline dalam pelatihan ini.
"Kami akan batasi 20 orang per kelas," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Maret 2020.
Di tahap awal, pelatihan Kartu Prakerja offline akan digelar di empat daerah saja, yaitu Bali, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Surabaya. Nanti secara bertahap, pelatihan offline ini akan diperluas hingga bisa dilakukan di semua daerah.
Program Kartu Prakerja ini merupakan janji kampanye Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Saat ini, pemerintah menyebut ada 3,7 juta penduduk usia 18 sampai 24 tahun yang belum mendapat kerja. Sehingga, melalui program ini, 2 juta di antaranya akan diberi bantuan Rp 3 sampai Rp 7 juta untuk mendapatkan beragam jenis pelatihan.
Lebih lanjut, sehubungan dengan penyebaran virus corona, maka program Kartu Prakerja akan lebih diprioritaskan secara online. Terlebih, kata Airlangga, pemerintah juga telah mengimbau masyarakat untuk tinggal di rumah saja untuk meredam penyebaran virus corona. Berbeda dengan yang offline, pelatihan online akan langsung digelar secara nasional begitu pendaftaran dibuka.
Pendaftaran resmi untuk mengikuti program pelatihan Kartu Prakerja ini akan dibuka dua minggu lagi, atau awal April 2020. Pendaftaran dilakukan di situs resmi prakerja.go.id. Di dalamnya sudah ada delapan platform digital yang menyediakan pelatihan, mulai dari Bukalapak, Tokopedia, hingga Ruangguru.
Nantinya, akan ada dua jenis pilihan program. Pertama yaitu pelatihan yang hanya untuk mendapatkan sertifikasi biasa. Kedua, program paket pelatihan 3 in 1, mulai dari pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan yang tepat untuk pencari kerja.