TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan telah memborong surat berharga nasional (SBN) yang dilepas oleh investor asing. SBN yang dilepas investor di pasar sekunder sejak wabah virus Corona (Covid-19) meluas itu nilainya mencapai Rp 195 triliun.
Perry menegaskan,
Bank Indonesia tetap berada di pasar keuangan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, dengan meningkatkan intensitas kebijakan
triple intervention. "Sejak awal 2020 hingga saat ini, BI telah membeli Rp192 triliun SBN yang dilepas asing di pasar sekunder," katanya saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia melalui kanal YouTube, Kamis 19 Maret 2020.
Dia menuturkan, likuiditas rupiah ke pasar uang jumlahnya cukup besar. Selain itu, bank sentral juga mengajukan repo dengan agunan SBN sebesar Rp53 triliun.
Menurut Perry, Bank Indonesia juga bakal menambah total giro wajib minimum (GWM) sebesar Rp23 triliun dari yang sebelumnya Rp 51 triliun mulai 1 April 2020. Selain itu, BI juga menurunkan GWM valas menjadi Rp 3,2 miliar.
"Semua cara akan dilakukan untuk menjaga kecukupan likuiditas, baik rupiah dan valas. Saya ingatkan dinamika pengaruh covid-19 jangka pendek belum terasa. Kami siap menempuh langkah lanjutan," kata Gubernur BI.
Sebelumnya,
Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga langkah yang dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah, yaitu intervensi di pasar spot, relaksasi
domestic non-delivery forward (DNDF), dan pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas investor di pasar sekunder.
BISNIS | HENDARTYO HANGGI