TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengajukan empat rumah sakit pelat merah menjadi rujukan guna menangani pasien virus corona atau Covid-19.
“Ada empat (RS) yang sudah benar-benar siap (tangani pasien corona). RS Pertamina Jaya, RS Pelni, RS Lavelia Malang dan RS PHC Surabaya,” kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga
Hingga saat ini keempat rumah sakit milik BUMN tersebut belum menangani pasien virus corona karena belum dijadikan rujukan oleh Kementerian Kesehatan. Arya mengungkapkan, rencananya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan meninjau langsung kesiapan dari rumah sakit milik BUMN mulai dari fasilitas hingga standar operasionalnya dalam menangani pasien virus corona.
“Sejauh ini belum ada yang di tempatin di RS BUMN. Ada rencana, Menkes mau lihat (fasilitas RS BUMN) juga. Minggu depan sudah ok lah,” kata Arya.
Arya menjelaskan, jika keempat rumah sakit BUMN telah diberi izin menangani pasien corona, pihaknya akan mempersiapkan rumah sakit yang lainnya. Adapun saat ini BUMN sendiri memiliki 65 rumah sakit di seluruh Indonesia yang tergabung dalam holding Indonesia Healthcare Corporation (IHC). “Nantinya ada 31 (RS BUMN), tapi awalnya empat dulu. Empat ini sudah bisa tes (virus corona),” ucap dia.
Selain menunjuk empat rumah sakit untuk menangani pasien Corona, Arya Sinulingga juga mengatakan, PT RNI (Persero) akan mendatangkan alat uji virus Corona atau rapid test Covid-19 yang berasal dari Cina.
Dia mengatakan, alat tersebut telah terbukti bisa dengan cepat memberikan informasi deteksi awal apakah seseorang suspect virus corona. "Itu tes corona kan rapid test, yang hasilnya bisa keluar hanya 15 menit sampai 3 jam," kata dia melalui telekonferensi bersama awak media, Rabu, 17 Maret 2020.
Arya menjelaskan, bahwa RNI saat ini telah memesan 500 ribu unit alat tersebut. RNI telah mendaftarkan alat tersebut ke Kementerian Kesehatan sejak 10 Maret 2020.
Namun pihak perseroan belum bisa segera mengimpor alat tersebut, menurut Arya, karena harus menunggu izin dari Kementerian Kesehatan. "Kalau ini bisa secepatnya, kalau dikasih izin maka kami langsung kirim pakai Garuda (pesawat Garuda Indonesia) dari Hangzhou," tuturnya.