TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia kembali melemah karena kekhawatiran bahwa penyebaran virus Corona atau Covid-19 akan semakin mengurangi permintaan global.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun US$ 1,75 atau 6,1 persen, menjadi US$ 26,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$ 1,32 atau 4,39 persen, menjadi ditutup pada US$ 28,73 per barel di London ICE Futures Exchange.
Penurunan harga minyak mentah ini menggambarkan kecemasan para pelaku pasar tentang risiko penurunan signifikan terhadap permintaan minyak. Pasalnya hingga kini wabah virus Corona terus meluas dan menyebabkan penutupan beberapa negara di Eropa dan Asia.
Sementara itu, masih ada tanda perang harga di pasar minyak, karena Arab Saudi dan Rusia --dua produsen minyak utama--tidak berupaya mencapai titik temu.
Justru karena ada tren permintaan menurun itu, Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research menggambarkan perilaku dua produsen minyak utama dunia itu sebagai "tindakan menghancurkan diri sendiri". Hal ini disampaikannya dalam sebuah catatan, Selasa, 17 Maret 2020, seperti dikutip oleh Xinhua.
Kegagalan untuk mencapai kesepakatan awal bulan ini antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, tentang pengurangan produksi minyak, telah memicu kekhawatiran kemungkinan perang harga.
Arab Saudi, anggota utama OPEC, dan Rusia telah mengumumkan peningkatan signifikan dalam produksi minyak mereka, yang akan membanjiri pasar yang telah kelebihan pasokan.