Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah menetapkan harga baru bahan bakar minyak mulai Selasa (21/1), besok, tepat pukul 00.00 WIB, yang mengubah harga beberapa jenis BBM. Hal itu diputuskan berkaitan dengan harga minyak pasar internasional yang cenderung tinggi dan masih bergejolak akibat krisis di Timur Tengah dan Venezuela. Berkaitan dengan harga baru itu juga, pemerintah akan memberikan subsidi tambahan yang dialokasikan dari pos cadangan umum APBN 2003, serta ketetapan baru dari PLN dengan pemberian potongan harga dan insentif untuk lampu hemat. Demikian hasil sidang kabinet paripurna yang membahas peninjauan kembali harga BBM dan tarif dasar listrik di gedung utama Sekretariat Negara Senin (20/1). Lima poin keputusan yang disampaikan dibacakan berturut-turut oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Menteri Keuangan Budiono, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Jusuf Kalla, Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim, serta Direktur Utama PLN Eddy Widiono. Harga minyak baru per liter yang ditetapkan Pertamina terjadi perubahan pada tiga jenis BBM sementara tiga jenis lainnya tetap, seperti yang diumumkan pada 2 Januari 2003 lalu. Perubahan terjadi pada solar yang turun dari Rp. 1890, menjadi Rp. 1650, minyak diesel dari Rp 1860 menjadi Rp 1650, serta minyak tanah untuk industri dari Rp. 1970 menjadi Rp. 1800. Sedangkan sisanya, minyak bakar, premium, serta minyak tanah untuk rumah tangga dan industri kecil tetap dengan harga masing-masing berurutan Rp 1560, Rp 1810, dan Rp 700. "Ketentuan ini berlaku bagi penjualan eceran BBM untuk kapal berbendera asing dan tujuan ke luar negeri," ujar Baihaki Hakim Sedangkan untuk TDL, PLN akan memberikan potongan harga untuk rekening pengguna listrik produktif (golongan tarif bisnis dan industri). Potongan itu dilakukan sejak bulan Januari hingga Desember 2003 sebesar 2,5% dari total rekening bulanan. Pengaruh lainnya dari harga baru BBM yang menurunkan biaya operasional PLN sebesar Rp. 1,41 trilyun adalah pemberian insentif sebesar Rp 3.000,- untuk pembelian lampu hemat dengan daya sampai 900 VA. Potongan harga itu diberikan untuk pembelian lampu hemat sebanyak tiga buah perlangganan pertahun. "Kita ingin memberikan pada bidang produksi agar ada multiplier effect yang berpengaruh pada harga-harga di pasar," kata Eddy Widiono menjelaskan alasan PLN kenapa hal tersebut tidak dilakukan pada rumah tangga dan industri kecil. Menurutnya, bila potongan diterapkan pada rumah tangga, nilainya akan kecil sekali. Sementara itu Menteri Keuangan Budiono menjelaskan, dana yang dipakai untuk mensubsidi penurunan harga BBM adalah pos yang disediakan untuk dana bantuan bencana alam, daerah rawan ataupun perbedaan asumsi APBN dan realisasinya. Dia menyebutkan dana yang mendukung dari pos cadangan umum berjumlah sekitar Rp. 4 trilyun. Budiono juga menjelaskan, APBN yang sudah diundang-undangkan tetap tidak akan dirubah, baik sasaran pokok maupun asumsinya. Karena itu rencana kompensasi dari pencabutan subsidi serta proyek pembangunan yang sudah disetujui juga tetap akan dilaksanakan. "Harga akan diset sampai harga minyak internasional kembali stabil" Sedangkan Menko Kesra Jusuf Kalla menjelaskan, program kompensasi sosial nantinya akan dikerjakan bersama 30 universitas berkaitan dengan pemantauan penyalurannya. Pemerintah juga menyediakan kotak pos khusus untuk pengaduan penyelewengan penyaluran. Sedangkan mengenai pembicaraan dengan DPR, pemerintah akan melakukannya nanti pada pembahasan APBN tambahan. Kalla menjelaskan, yang berkaitan dengan DPR adalah ketentuan tentang besaran subsidi, sedangkan masalah harga merupakan kewenangan pemerintah. "Jadi Juli nanti kita merevisi anggaran bersama rekan DPR," katanya.(Dede Ariwibowo-Tempo News Room)
Iklan
