TEMPO.CO, Yogyakarta - Di tengan wabah Corona di Indonesia, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyatakan masih siap menerima kunjungan wisatawan. Walaupun kondisi di lapangan, tren tingkat hunian hotel saja terus menurun.
"Kami saat ini tetap siap dikunjungi dengan menerapkan SOP (standar operasional prosedur) pencegahan COVID-19 di hotel dan restoran, agar tetap bisa memberikan rasa aman, nyaman bagi tamu yang berkunjung," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo kepada Tempo Ahad 15 Maret 2020.
Deddy mengakui, sebelum kasus Corona mencuat di Solo yang diikuti langkah pemerintah Kota Solo memberlakukan Kejadian Luar Biasa (KLB), okupansi perhotelan di Yogya rata rata di angka 35-50 persen. Angka ini berlaku baik untuk hotel bintang dan non bintang.
"Tapi, saat ini sudah ada penundaan sekitar 10-15 persen dan kelihatannya ini terus bertambah," ujar Deddy.
Deddy tak menampik kemungkinan bahwa perhotelan mengambil opsi terburuk jika wabah Corona ini meluas dan bertambah buruk. Misalnya, dengan mengambil kebijakan tak beroperasi sementara atau meliburkan karyawan akibat minim kunjungan.
"Sampai dengan saat ini memang belum ada hotel yang meliburkan diri atau karyawannya. Namun warning ke arah itu ada sebagai hal terburuk karena situasi dan kondisi," ujar dia.
Deddy mengatakan, pihak PHRI masih berupaya menjaga jargon Jogja Aman dan siap dikunjungi karena sejauh ini aktivitas masyarakat juga terpantau biasa saja. Di sisi lain, kasus positif Corona juga belum ditemukan di Yogyakarta, setidaknya hingga Minggu pagi 15 Maret 2020.
PHRI berharap ada kebijakan khusus dari Pemerintah DIY terkait kasus Corona saat ini. "Harapan kami di situasi yang sulit ini ada keringanan dari pemerintah untuk masalah seperti pajak, kewajiban di bank dan lainnya," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO