TEMPO.CO, Mataram - Sejak isu virus corona merebak, pembatalan reservasi wisatawan di hotel se Gili Indah - Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air - terus meningkat. Akibatnya, hunian kamar hotel saat ini hanya sekitar 20 persen. Pembatalan ini berdampak gagalnya pendapatan hingga Rp 3 miliar di setiap properti.
''Kalau sebelumnya hunian kamar bisa 60 persen, kini drop hanya 15 persen. Sudah ratusan juta rupiah nilai kerugiannya,'' kata Yanto Rozali, General Manager Hotel Mola-Mola di Gili Air Yanto Rozali menjelaskan rendahnya hunian tersebut kepada Tempo, Ahad 15 Maret 2020.
Pembatalan diterima oleh Mola-Mola dari calon tamunya dari Eropah yang tidak berani berkunjung ke Indonesia. Calon tamu sebelumnya melakukan reservasi utamanya untuk bulan Maret, April, Mei melalui Agoda dan Booking.Com. Data wisatawan mancanegara yang berkunjung di hotelnya hanya sekitar 30 persen dan wisatawan nusantara lima persen.
Chairman Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan menyebutkan data kerugian akibat pembatalan sudah mencapai Rp 200 miliar. Ratusan anggota Gili Hotel Association (GHA), kata dia, telah merumahkan sebagia karyawannya hingga situasi pulih.
Kusnawan yang juga General Manager Willsons Retreat di Gili Trawangan meminta Pemerintah Kabupaten Lombok Utara membantu meringankan beban kewajiban membayar pajaknya.
Menurut Kusnawan, jika musim sepi wisatawan yang datang ke Gili Indah mencapai 1.100 orang. Saat ini yang datang kurang dari 1.000 orang. ''Hunian kamar hotel bisa drop menjadi hanya 20 persen saja,'' katanya.