Akibatnya, bursa saham Amerika Serikat berakhir anjlok, dengan indeks Dow Jones merosot hingga 10 persen. Pasar terpuruk di tengah aksi jual terbesar sejak peristiwa Black Monday tahun 1987 silam. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 9,99 persen atau 2.352,6 poin ke level 21.200,62, setelah dibuka melemah 5,81 persen atau 1.368,51 poin ke level 22.184,71.
Tak jauh berbeda, indeks S&P 500 ditutup anjlok 9,51 persen atau 269,74 poin ke level 2.480,64 setelah dibuka melemah 4,03 persen. Sementara indeks Nasdaq Composite melemah 9,43 persen atau 750,25 poin ke posisi 7.201,80.
S&P 500 anjlok 27 persen di bawah rekor yang dicapai tiga pekan lalu dan menghapus semua penguatan sejak akhir 2018. Di Eropa, indeks Stoxx Europe 600 mencatat pelemahan terburuk dalam sejarah.
Ibovespa Brasil jatuh sebanyak 20 persen, memperpanjang kerugian tahun ini hingga hampir 50 persen. Adapun indeks utama Kanada turun lebih dari 12 persen, hari terburuk sejak 1940.
Dikutip dari Bloomberg, kekhawatiran investor meningkat karena membesarnya kemungkinan bahwa virus corona (Covid-19) akan menjerumuskan ekonomi global ke dalam resesi. Perdagangan Kamis telah menggambarkan bagaimana pukulan dari Covid-19 dan dan perang harga minyak menghancurkan prospek pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
BISNIS